Tittle: Minetyland (Chapter 1) 'Chill Intro'
Main Cast : Im Yoona (Girls' Generation), Kris Wu (ex-EXO), George Will(OC).
Supporting Cast : Krystal Jung (fx), Huang Zi Tao (ex-EXO), Jung Yonghwa (CN Blue)
Genre : Science Fiction, Adventure, Romance, Universe.
Rating : PG - 15
Legth : Chaptered.
Language : BAHASA
Foreword : The one and only Sciense Fanfiction in all around the world? oke ini fanfiction ke3 saya. semua yang ada di cerita ini adalah MITOS, karena belum diketahui kebenarannya. don't be plagiarism guys. enjoy!
Note : Underlined text meaning pov.
Sebelum. Yoona
‘Im’ sangat suka dengan kata – kata motivasi yang terkenal—dan bosan dengan
kehidupannya yang biasa saja. Ia masuk sekolah Minety Magic School untuk
mencari apa yang disebut dengan sihir dan keajaiban yang sangat tidak masuk
akal. Hidupnya jungkir balik disekolah itu, yang kadang gila, tidak stabil, dan
tidak pernah membosankan. Sebab disana ada banyak sekali hal baru yang belum
bisa orang lain lihat, kecuali seorang Divasco. Dan sihir segera melontarkannya
kedalam ‘Kemungkinan Besar’, dan mencuri hatinnya.
Sebelum. Kris ‘Wu’ sangat
benci dengan istilah – istilah yang selalu dilontarkan orang aneh – dan sangat
menyukai kehidupannya yang sangat luar biasa. Ia masuk sekolah Minety Magic
School untuk memenuhi permintaan terakhir Kakeknya yang sangat konyol.
Sebelumnya, ia benar – benar menganggap Minety Magic School adalah sekolah dengan tingkat
kedataran yang tinggi. Namun, ia segera menarik kata – katannya ketika mulai
melihat gerbang gedung Sekolah Minety Magic School, dan amat terkagum dengan ‘Kemungkinan
Besar’ dari sekolah tersebut.
Sesudah. Segalannya tak pernah
dibayangkan, dan ‘Kemungkinan Besar’ kini berubah menjadi ‘Kehancuran Besar’.
—
Semingga
setelah Yoona meninggalkan keluargannya dan Seoul serta sisa masa remajannya
untuk pergi kesekolah Sihir di Minetyland, Professor Hwang berkeras hati selalu
mengawasinnya setiap kali tubuh mungilnya melewati ruangan gelap dan sempit
milik Professor. Ia merasa sangat terganggu, dengan sedikit hama yang selalu
mengikutinnya itu. Professor hanyalah seorang penjaga sekolah malam namun
dengan pangkat yang terbilang keren. Tetapi, pikirannya kosong.
Sehingga,
Yoona memutuskan untuk berhenti melewati Red Road, yaitu jalan yang melewati
Ruangan milik Professor itu. Sekarang, hari – harinnya akan dihabiskan di Black
Road, meskipun dijalan tersebut banyak sekali mummy – mummy dan kerangka
manusia yang bebas dipajang dipinggir jalan. Entah apa gunannya, yang jelas
Black Road memang difungsikan sebagai tempat pameran bangkai – bangkai manusia
tersebut. Black Road jarang dikunjungi siswa – siswa Minety Magic School, dan
memilih melewati Red Road atau White Road. Dengan alasan, merasa takut dan
canggung jika melewati Jalan dengan nuansana warna hitam tersebut. Namun,
berbeda dengan Im Yoona. Ia merasa damai jika melewati Black Road, karena ia
bebas bersuara disana tanpa ada gangguan dari siswa – siswi lain. Ia tidak
pernah memilih White Road sebagai jalurnya, karena ia menganggap jalur itu
hanya untuk orang – orang yang tidak memiliki rasa keberanian yang tinggi. Dan,
sehingga ia memutuskan untuk tidak pernah lagi melewati White Road sebagai
jalurnya menuju gedung utama.
Dan,
pagi ini. Yoona akan segera menemui teman – teman ‘Datar’nya ,Yaitu sekumpulan
anak yang penyuka drama sulap dan Kutu buku dikelas Sejarah Sihir yang
biasannya selalu menghabiskan waktu mereka dikantin yang sangat membosankan.
Namun, apa daya yang bisa dilakukan Yoona. Ia ditugaskan untuk berkelompok
dengan mereka. Ini hanya tugas kecil, yaitu membuat karya ilmiah yang memiliki
Kaitan dengan Sihir. Sehingga, tidak terlalu membuat Yoona merasa tertekan dan
teransingkan dari Sekolah yang sangat membanggakan namannya ini.
Yoona
mengenakan segaram formal harian Minety Magic School, dan menambah aksesoris
berupa Jaket Motif kotak merah hitam, yang merupakan symbol dari Sekolah. Dan,
Yoona pun segera keluar dari Asramannya, untuk segera melewati jalur Black Road
menuju Gedung utama. Then, Lagi
–lagi, waktu paginnya diisi dengan sambutan dingin dari mummy – mummy dan
kerangka manusia yang bebas bergelantungan disepanjang jalan. Sudah lama, ia
tidak mendapatkan sambutan selamat pagi dari siswa – siswi lain, ketika ia
masih melewati Red Road. Namun, sepertinnya pagi ini ia bukanlah satu –
satunnya wanita yang mempunyai nyali besar untuk berjalan di jalur Black Road.
Padangan matannya melihat seorang Wanita remaja yang sedang terduduk diantara
deretan mummy Alaska. Ia melihatnya
sekilas, namun segera terhenti ketika ia menyadari wanita itu juga menatapnya.
Dan, Yoona pun kembali melanjutkan langkah beratnya.
Kedua
kakinya berhasil menginjak lantai Kantin Sekolah, dan nyatannya pasukan
kelompok datar tersebut hanya terdiri atas 3 Orang : Huang Zitao, Pria berkebangsaan
Tiongkok dengan mata panda yang mengerikan, Kemudian Krystal Jung, Wanita Berdarah
Amerika – Korea dengan wajah cantik namun tidak untuk level seorang Remaja, dan
pria berkebangsaan korea yang cukup tua usiannya, namun masih belum memutuskan
untuk segera lulus dari Minety Magic School, Jung Yonghwa.
“Hai,
Yoon”Kata Tao seraya menatapku dengan
mata pandannya.
“Hai,”Jawabku.
“Bagaimana
hasilnya?” Tanya Tao, bermaksud
menanyakan tentang hasil karya ilmiah yang kubuat tadi malam. Ia selalu
bertanya hal tersebut jika setiap kali aku bertemu dengannya. Membosankan. “Cukup Sempurna,”Jawabku.
“Baiklah,”Tao
mengangguk. Dan percakapannya dengan Yoona bisa dibilang berakhir. Mungkin
seharusnya Yoona mengajukan beberapa pertannya tentang Karya ilmiah hasil Tao,
hanya Saja (1) Yoona tidak tahu apa yang akan dikerjakan Tao, (2) Yoona tak berniat
mencari tahu dan, (3) Yoona tak pernah benar – benar mahir dalam hal berbasa –
basi.
“Ini
hasil rancangan karya ilmiahku. Kalian bisa mendetailnya secara lanjut, dan
kalian juga bisa mengkritik jika hasilnya tidak terlalu sempurna.”Kata Yoona.
“Aku harus pergi sebentar untuk menemui temanku diperpustakaan. Aku akan
kembali, secepatnya.”Lanjutnya.
“Kenapa
harus sekarang? Kau bisa melakukannya nanti. kelas dimulai 20menit lagi. Waktu
yang tersisa masih cukup lama.”Tegur Krystal, membuat Yoona segera menghentikan
kedua langkahnnya yang membelakangi tubuh ketiga orang kutu buku tersebut.
“Maafkan
aku, tapi hal ini benar – benar penting. Aku harus meninggalkan kalian
sebentar. Terimakasih,”Jawab Yoona dengan tolehan kekanan, kemudian segera
berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju Perpustakaan yang berada diseberang
danau.
Langkahnya
dengan cepat menaiki jembatan Penghubungg danau dengan Perpustakaan.
Pandangannya lurus, dan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Arah
pandangannya tidak akan pernah berbelok, bahkan meskipun jika ada siswa – siswi
lain yang sedang asyik bercumbu disekitar jembatan.
Dan
kedua kaki indahnnya segera memasuki perpustakaan yang terkenal dengan sebutan negeri
dongeng, dimana kalian bisa mendapatkan buku yang kalian cari hanya dengan
perlu memikirkan judul buku yang diperlukan.
Yoona
mencari sesuatu disana. Namun, bukanlah sebuah buku yang ia cari kali ini. Ia mencari
Will, seorang pria berkebangsaan Jerman-Amerika dengan wajah yang tidak terlalu
tampan dan sangat naif. Selang beberapa menit, ia menemukannya. Will sedang
terduduk dengan sebuah buku karya John
Green ditelapak tangannya.
“Kupikir,
kau tidak akan datang.”Buka Yoona, sembari terduduk dihadapan Will.
“Aku
tidak akan pernah melakukannya,”Jawab Will, dengan tatapan lurus, dan segera
menutup bukunya. Bermaksud memfokuskan keseluruhan matannya kearah Yoona. Kemudian, beberapa saat kemudian segera
terpancar senyuman dari wajah Will. “baiklah, Apa kau mendapatkannya?”Tanya
Yoona.
“Mission
Completed,”Jawab Will, sembari mengeluarkan sebuah peta dari sakunya.
Yoona
menatapnya sejenak, berhati – hati agar tidak ditipu seorang Will George lagi.
Karena Sebelumnya, ia hampir terjebak
tipuan Konyol Will. “Baiklah, Terimakasih.”Balasnya.
Dan,
Yoona segera mengambil alih Peta tersebut. Dengan langkah berat, ia pun kembali berjalan menuju kantin utama,
dan harus kembali berkumpul dengan kelompok kutu buku yang sangat membosankan.
—
Seusai
kelas terakhir dihari Kamis berakhir di Minety Magic School, Kris segera memasuki
Asramannya yang bernama Kamar 43, dan setelah membuka pintu asramannya, ia disambut
dengan pemandangan yang tak terduga : Professor Hwang sedang terduduk diam diranjang bawahnya, tanpa
melakukan apa – apa.
“kita
dalam kondisi darurat,”Jelas Professor Hwang, “Ini kondisi darurat.” Professor
menatap Kris yang sedang tak percaya akan kedatangan orang aneh ini
diasramannya. “Apa kau bisa..” ia menarik nafasnya“… bisa membantuku?”
Kris
terdiam, dan beberapa detik kemudian segera mendekati Professor, mengeluarkan
zat karbondioksida dari tubuhnya, dan segera menarik tubuh Professor, untuk
segera membawannya keluar Asrama.
“Professor,
Dengarkan ini baik – baik. Jika kau berani kembali untuk memasuki kamarku, aku
takan segan akan melaporkanmu kepada presiden sekolah atas tindakan pencurian
di asrama, mengerti?”Jelas Kris dengan nafas menderu, dan segera diakhiri
dengan gerakan tanganya yang menutup pintu cukup kuat.
Kris
kembali mengeluarkan Zat Karbondioksida dari tubuhnya, dan akhirnya
melangkahkan kedua kakinya kearah ranjang kayu tingkat bewarna pastel tua namun
terlihat sudah lumayan usang. Ia meluruskan kedua kakinya diatas ranjang yang
terlihat cukup nyaman , Karena kris rajin merawatnya. Ia sosok pria idaman yang
sangat rapih dan teliti. Itulah sebabnya, tidak ada alasan bagi wanita untuk
tidak menyukainya.
Tiba –
tiba Will memasuki kamar Kris dengan langkah tertatih, dan segera terduduk
dimeja belajar milik pria kebangsaan china ini. Will segera menaikan kedua kaki
pendeknya dimeja yang penuh dengan
tumpukan hadiah – hadiah dari penggemar berat Kris. Dasar wanita.
Dan,
segera Will menatap Kris sekilas. meneliti tubuh pria itu beberapa saat, dan
terdiam. Kemudian ia segera menutup kedua bola mata birunnya. Namun, beberapa
detik kemudian BUKK! Will tiba – tiba saja menjadi heboh dan menatap kris
dengan padangan yang berbinar. Wajahnya terlihat Senang, dan gerak tubuhnya
terlihat sangat gembira. Ada apa denganya hah.
“Kris,
kau pasti tidak akan percaya tentang ini.”Ucap Will,semangat.
“Ada
apa lagi, sobat? Apa karena Krystal?”Balas Kris,
“AH TENTU
SAJA! TADI AKU MELIHATNYA SEDANG MEMPERHATIKANKU DIJEMBATAN! KAU TAU BETAPA
BAHAGIANNYA AKU?! AH DIA MEMANG PACAR IDAMAN SEMUA PRIA.”Lanjut Will, kali ini
fanatik.
“Hei, Ayolah
Sobat. Ada apa denganmu? dia hanyalah seorang wanita cantik namun menyedihkan
yang selalu membaca buku setiap pagi dikantin bersama dengan teman – temannya
yang membosankan.” Celah Kris, memasang raut protes dengan gerakan tangan yang
meremas pundak Will.
“Hei, Meskipun
dia terlihat sangat menyedihkan dan murung, tapi dia memang cantik kan? kau
harus jujur padaku, Kris!”Seru Will, dan dilanjutkan dengan sebuah pertanyaan
menjebak darinya.
“Yaa..
tetapi ia memang cantik..”Kris mengangguk, mencoba menahan rasa malunya
terhadap Will karena (1) Kris merasa terjebak dengan pertanyaan Will, (2) Kris
memang mengakui Krystal memang wanita yang cantik, dan (3) Kris hanya bisa
merasa malu, karena will memang mengucapkan kebenarannya.
“Nah,
kau mengakuinya juga Kris!”Will mengangguk bahagia, dan dilanjut dengan sebuah
tepukan bahu yang kuat darinnya untuk Kris. “ Oh ayolah sobat, kau juga harus
mulai mencoba mencari kekasih disekolah! Banyak sekali yang menyukaimu! Kau
cukup memilih salah satu dari mereka!”Ceramah Will.
Dan,
Kris tersenyum. Kemudian segera mengangguk dihadapan Will. Tatapannya muram,
namun itu dapat meyakinkan Will bahwa kris akan segera mencari kekasih
secepatnya.
—
Yoona
mengendap memasuki asramannya yang bernama kamar 10. Ia segera mengunci rapat
pintunnya, dan segera tertatih berjalan menuju meja belajarnya yang bewarna
Cokelat keemasan namun terlihat modern.
Dan, Ia
segera mengeluarkan sebuah peta pemberian Will diperpusatakaan tadi. Peta tersebut
segera dikeluarkan dari sakunya dan dibukannya. Dengan perasaan ragu, kedua
tangannya mulai membuka bagian lipatan – lipatan dari peta tersebut. Perlahan,
isi dari peta tersebut mulai terlihat. Namun, setelah peta dibuka secara utuh,
ia hanya melihat sebuah tulisan ‘Kami
terlihat, ketika dunia tak kesat’.
Yoona
terdiam seribu bahasa. Ia hanya menatap tulisan usang tersebut selama beberapa
saat. Matannya menunjukan keadaan yang sangat sia – sia. Sementara, kedua
tangannya sempat bergetar beberapa saat.
“Apa
ini, tuhan?”Buka Yoona, dengan nada penuh kekecewaan.
Yoona
mencoba meraba – raba dan memantrai peta tersebut, berharap suatu keajaiban
dapat terjadi. namun hasilnya, hanya tulisan singkat tadi yang muncul dan
selalu tampak dipenglihatan matanya.
“apa
itu yang dimaksud ketika dunia tidak kesat? Ah, untuk mengetahui sejarah minety
ternyata memang menyebalkan. Terlalu banyak privasi yang
disembunyikan.”Protesnya, entah kepada siapa.
Karena
kesal, Peta tersebut segera diletakan sembarangan disebuah laci usang. Ini
tidak berguna, sama sekali tidak berguna. Dan, Yoona memutuskan untuk segera
pergi, dan memilih mengikuti kelas tambahan diarah utara gedung utama.
Meninggalkan sebuah peta yang masih mengandung misteri itu.
Langkahnya
bergerak cepat, kedua tangannya saling mengunci, dan tatapannya lurus dengan
arah beraturan. Sekarang, Yoona sedang menuju sebuah gedung kelas fisika diarah
utara. Sebuah gedung terbesar diantara barisan – barisan gedung utama di Minety
Magic School.
“Cepatlah,
aku bisa telat.”Rancaunya.
Langkahnya
semakin cepat, namun sayangnya ia masih belum bisa sampai kearah gedung kelas
fisika yang jaraknya hanya beberapa meter dari asrama.
Setelah
mengeluarkan usaha dan tenaga yang ekstra, hingga akhirnya kedua kaki kecilnya
berhasil mengantar Yoona dengan selamat. Langkahnya pelan, mencoba memasuki
gedung kelas fisika yan telah dimulai.
“Aku
selesai,”
Dan, ketika tangannya berhasil
membuka salah satu pintu masuk, Langsung saja ia disambut meriah oleh banyak
mata yang merasa ternganggu dengan bunyi suara pintu tersebut.
Yoona
panik, mencoba menstabilkan emosinnya yang benar – benar dihimpit dengan rasa
malu. Kedua lubang hidungnya memaksa dirinya untuk membuang nafas dalam –dalam.
Serta kedua tangannya yang sedang berusaha untuk tetap diam dan tak bergetar.
Dan, ketika emosinnya sudah mulai kembali normal, Yoona akhirnya memberanikan
diri berjalan menuju Ms.Granny, pembimbing kelas tambahan yang kini sedang
menatapnya secara menyeluruh.
“Ms.Granny,
aku mengajukan permintaan maaf untukmu.”Ucapnya, dengan tatapan serius terhadap
Ms.Granny.
Ms.
Granny terdiam, tatapannya kembali serius, dan mencoba meneliti Yoona lebih
lanjut. Kedua tangannya meraba buku usang yang ada dihadapannya. Namun,
perlahan Ms.Granny mengeluarkan senyumannya dan mendekati Yoona, yang sekarang
sedang diuji dengan rasa panik yang luar biasa.
“Kau
mendapatkan permintaan maaf dariku, Yoona Im”
—
Rambut
hitamnya menutupi name tag yang berada dikanan tubuhnnya. Semua orang kini
berhenti menatapnnya, dan kembali sibuk dengan urusan mereka masing – masing.
Tapi, hanya seorang Kris Wu lah yang masih belum berhenti menatap Yoona.
Pandangannya berbelok kearah kanan, dimana disanalah Yoona terduduk terdiam
sembari mengikuti kelas tambahan.
“apa
yang kau lihat?”Tanya Will, menepuk bahu kekar Kris.
Will
menatap arah padangan Kris, dan mendapati Kris sedang menatap Yoona Im, teman
gadis yang pernah ia sukai saat masih duduk dibangku sekolah pertama. Will
secara sontak membuka mulutnya lebar, tak percaya dengan selera Kris.
“Jadi,
Kau menyukainya?!”Tanya Will, dengan nada fanatik.
“Menyukai
siapa?”Balas Kris, mengalihkan pandangannya.
“Kau
menatap teman dekatku, bung! Aku melihatnya sendiri!”Jawab Will,
Kris
tersontak, tidak mengerti maksud Will. Jadi, Apakah Will mengenal perempuan
cantik itu? Perempuan yang untuk pertama kalinya berhasil mencuri pandangan
Seorang Kris Wu?
“Wanita
itu, kau mengenalnya?”Tanya Kris, kini serius.
“Ya
tentu saja. Dia Yoona Im, dan Dia berasal dari Korea. Aku pernah menyukainya
dulu. Karena dia memang sangat cantik dan menggoda.”Jelas Will.
Kris
menganggukan kepalannya, dan berhasil mengingat nama wanita tersebut. Im Yoona, seorang wanita cantik
berkebangsaan korea. Ah Tapi,aku butuh informasi lain.
“apa
tingkatannya?”Aku mengalami puncak
penasaran yang luar biasa pada perempuan itu, sampai akhirnya aku nekat untuk
bertanya hal – hal ‘bodoh’yang lain pada Will.
“Dia Divasco Tingkat 3”Jawab Will, kali ini tanpa mengucapkan basa
– basi konyol yang sama sekali tidak aku inginkan. Itu bagus.
Ah, jadi dia adalah seorang
wanita yang sekarang ada ditingkatan Divasco 3. Dia cerdas, aku yakin dia
seorang wanita yang cerdas. Karena, mustahil untuk seorang wanita sudah
menginjak tingkat divasco tiga diumur yang bersebaya denganku.
—
Kris
memutuskan untuk kembali ke asrama setelah kelas tambahan bersama dengan Will
George berakhir. Ia tahu hal ini sangat tidak baik, namun ia harus melakukannya
untuk ucapan rasa ‘terimakasih’ nya terhadap informasi seputar Im Yoona dari
bocah naïf itu.
Sementara,
Yoona akan kembali menuju Asramannya sendiri, daripada harus ditemani teman –
teman datarnya itu. Namun, ia terdiam sejenak didepan aula gedung Fisika.
Mencari seseorang yang sudah membuat moodnya menjadi sangat hancur. Tentu saja
Will George.
Yoona
mencari – cari ‘bajingan’ itu dengan kedua matannya. Tatapan mata yang tajam,
menunjukan rasa amarahnya yang luar biasa. Hingga akhirnya ia menemukan wajah
Will George didepan tugu gedung bersama Kris, namun ia tidak mengenalnnya. Matilah kau Will!
“Will!! Hey Will!”Teriak
Yoona, mendekati tubuh Will.
“Hey
Kau! Will!”Teriaknya lagi, sambil terus mendekati pria naïf itu.
Kris
melihat Yoona yang sedang sibuk memanggil – manggil teman seasramannya itu. Ia
terdiam, dan mencoba memberitahu Will bahwa Yoona sedang memanggilnya.
“Hey..
dia.. dia memanggilmu,”Seru Kris, terbata.
“Siapa?”Will
menoleh, dan melihat penampakan Seorang Im Yoona yang kini berada tepat
didepannya.
“Yoona?”Seru
Will, memandang gadis itu dengan tatapan aneh. Kemudian dibalas oleh Yoona,
dengan melemparkan senyuman manisnya kearah Will. Namun, beberapa detik
kemudian, BRUKK!!! Sebuah tamparan keras segera mengenai sisi wajah kanan Will.
“APA
KAU SEDANG BERCANDA DENGANKU, WILL?!”Ucap Yoona, dengan amarah yang luar biasa
namun terlihat sangat menggemaskan, hingga membuat seorang Kris tersenyum,
melihat caranya memarahi bocah naïf itu.
“Yoon..
Yoon.. kau menamparku? Apa kau menamparku?”Jawab Will, dengan tatapan penuh
rasa takut oleh seorang wanita.
“Lagi –
lagi kau memberiku peta palsu? Hah! Dasar kau gila!”Seru Yoona, dengan tatapan
tajam.
“Apa?
Peta Palsu? Aku tidak memberimu peta palsu! Itu adalah peta yang asli! Kau bisa
melihatnya didalam peti perpustakaan, ia sudah menghilang karena sekarang sudah
ada berada bersamamu!”Rengek Will, dengan rintihan karena pukulan keras Yoona.
“bagaimana
mungkin itu sebuah peta yang asli jika didalamnya hanya ada empat kata
didalamnya?”Tanyaku, dengan amarah yang
memuncak dikepalaku.
“Hm?
Enam kata? Apa maksudmu?”Seru Will, tidak mengerti.
“Hanya
ada tulisan ‘Kami terlihat, ketika dunia tak kesat.”
Will
mengangkat salah satu alis tebalnya, merasa aneh dengan pernyataan Yoona.
Seharusnya didalam peta itu ada denah lokasi dimana tommorowland berada. Tomorrowland
adalah sebuah pulau tak kesat mata, yang berada disekitar Minetyland. Pulau
itu mempunyai julukan ‘Surga Dunia’ karena pernah disebutkan, bahwa Tommorowland adalah sebuah pulau dengan
keindahan yang luar biasa. Banyak hewan – hewan punah yang masih hidup bebas
disana. Hal inilah, yang membuat Yoona tertarik untuk mengunjungi Tommorowland.
Sementara,
Kris mencoba untuk tetap terlihat tenang dan keren dimata Yoona, meskipun didalam hatinnya ia benar – benar
merasa ingin tertawa karena melihat Will yang sedang merengek dihadapannya.
“Mungkin,
Peta itu mempunyai sandi tersendiri. Jadi, tidak sembarangan orang bisa
membacannya”Ucap Will, masih dengan rengekan.
Yoona
terdiam. Ia mencoba mencerna ucapan Will tadi. Ia benar, mungkin Peta itu memiliki Sandi Khusus. Sehingga semua murid
tidak bisa mengetahui isi dari peta tersebut. Ah, mengapa kau sangat bodoh,
Yoona? Kau bahkan lebih bodoh dibandingkan dengan Will.
“Hah,
Baiklah. Bantu aku mencari tahu apa sandi rahasia yang ada dipeta itu. Sekarang
juga.”Ucap Yoona, mengenggam tangan Will untuk menuju asrama. Namun, Will
segera menahannya.
“Aku
tidak bisa, Yoon. Untuk mengerjakan tugas karya ilmiah saja aku tidak mampu,
bagaimana dengan memecahkan sandi – sandi rahasia seperti itu?”Celoteh Will.
Yoona
terdiam, Dan merasa setuju dengan pengakuan dari Will tadi bahwa ia memang
tidak bisa apa – apa. Dan Akhirnya, Yoona segera melepas genggaman tangannya
dan berjalan perlahan. Mengapa hidup ini
sangat sulit, tuhan?
Tetapi,
Will merasabersalah. Tidak seharusnya ia memberikan peta itu jikalau ia tidak
mengerti bagaimana cara menggunakannya. Will mencoba berusaha semampunya, untuk
membantu Yoona dalam menyelesaikan keinginannya itu. Kemudian, Ah! Dia
mengingat seseorang yang mungkin bisa membantu Yoona dalam menyelesaikannya.
“Kris?”Will
segera menoleh kearah Kris,
“Apa?”Jawabnya,
Menggerutu
“Ini
kesempatanmu.”
Dan,
Will pun dengan refleks menarik tbuh Kris menuju Asrama Yoona.
..........
to be continued.
just wait for a moment.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar