Tittle : Little things, in 1992
Cast : Do Kyungsoo(EXO), Im Yoona (Girls Generation), Mr.Hwang (OCs)
Genre : Romance, Universe. Rating : PG-15
Foreword : FF milik saya, yang saya buat dengan hati - hati & teliti. have fun, and don't be plagiarism. thank you!
Hanya membutuhkan waktu singkat untuk seorang Do Kyungsoo dalam
mengakhiri masa lajangnya. Cukup menunggu beberapa hentikan jari saja, ia
berhasil memiliki wanita yang ia cintai. Dengan begitu mudah.Tanpa ada tenaga
yang dikorbankan. Tanpa ada keringat yang dikeluarkan.
Do
Kyungsoo, atau kerap dipanggil dyo, seorang pria dengan tinggi menengah, mata
yang luar biasa, dan kepintaran yang sangat tidak terduga. Seorang mahasiswa
yang sangat terkenal, memiliki ratusan penggemar di lingkungannya. Sifatnya yang
sangat rupawan seperti wajahnya, membuat dirinya semakin disukai orang – orang,
khususnya yeoja.
Dan,
kekasihnya yang berumur satu tahun lebih muda darinya,seorang wanita dengan
paras cantik dan sangat menarik, memiliki wajah seperti dewi khayangan, ialah
Jung Soojung, atau kerap dipanggil dengan Krystal Jung.
2015
Kyungsoo
mencium kening wanitanya lembut, sambil
menikmati pemandangan yang tidak ternilai dari tuhan. Hari ini, Kyungsoo
harus meninggalkan wanitanya selama beberapa waktu. Ini semua karena tuntutan
kegiatan yang harus ia lakukan, tuntutannya sebagai mahasiswa yang sangat
dibutuhkan kecerdasannya untuk membantu mengubah peradaban manusia menjadi
lebih baik.
“Soojungah,” ucapnya pelan, sambil mencoba menatap
kekasihnya, “Aku harus pergi. Tuan Hwang sudah menungguku.”
Krystal
hanya mengangguk, berusaha menerima pernyataan Kyungsoo untuk pergi sementara
dari dekapannya. Ia hanya bisa mengucapkan selamat tinggal dengan dibarengi
dengan kecupan manis di bibir Kyungsoo.
Kyungsoo
pun meninggalkan Krystal, meskipun dengan perasaan yang sangat berat untuk
meninggalkannya dalam waktu yang cukup lama, 1bulan dimulai dihari ini.
Kyungsoo mencoba mengalihkan pandangannya dari Krystal, untuk mencegah air
matanya menetes dari mata indahnya.
“Tuan Hwang. Aku sedang dalam perjalanan kesana,” Ucap
Kyungsoo dengan tuan hwang di percakapan telefon.
“Baiklah. Aku akan menunggumu.”
2014
Kyungsoo
menghentikan laju sebuah mobil hitam mengkilap didepan aula gedung tingkat 4
disebuah desa di pedalaman korea. Ia pun perlahan melangkah pelan memasuki
gedung tersebut, sambil terkadang dirinya menatap aneh semua hal yang ada
digedung tersebut.
“Tuan Do Kyungsoo?” seseorang menepuk bahunya, secara
refleks ia segera menoleh dan mengangguk perlahan. “Ikut denganku,”
Kyungsoo
dibawa kesebuah ruangan redup cahaya dan sangat tertutup ditingkat 4, tubuhnya
dibersihkan dan pakaiannya diubah menjadi sepasang kemeja dokter dan celana
hitam panjang, dengan sebuah masker yang terikat di sisi bawah wajahnya.
Perlahan, ia mulai memasuki ruangan tersebut, dimana Tuan Hwang, sudah
menunggunya.
“Selamat Datang, Do Kyungsoo.” Ia disambut oleh seseorang
yang berpakaian sama dengannya, dengan raut wajah yang tua dan penampilan yang
sangat tidak teratur. Mungkin ialah Tuan
Hwang.
“Hai, Tuan Hwang. Sudah lama tidak bertemu.” Jawab Kyungsoo
dengan senyuman lebar, namun tertutup dengan sebuah masker di bibirnya.
Kyungsoo
langsung mendekati Tuan Hwang, dan menatap sebuah alat aneh berukuran hampir
setinggi tubuhnya. Ia menatap keseluruhan alat tersebut, dan nalurinya tiba –
tiba mengatakan bahwa ada yang tidak beres dengan alat ini.
“Tuan Hwang, kurasa ada beberapa tombol yang salah
penyusunannya” ucap Kyungsoo, mencoba mengoreksi hasil kerja Tuan Hwang.
“Benarkah? Kau bisa memperbaikinya.”
Balas Tuan Hwang, Membuat Kyungsoo perlahan mulai mendekati mesin itu.
Kyungsoo
berusaha menyusun kembali alat ini. Tatapannya yang sangat serius dan kedua
tangannya yang sibuk meraba 1000 tombol yang ada dialat tersebut. Tuan Hwang
menatapnya perlahan, menghela nafasnya dan menutup matanya.
“Apa kau ingat, kapan terakhir kali kau membantuku membuat
mesin waktu ini?”Tanya Tuan Hwang, mendekati tubuh kecil Kyungsoo. “Saat usiaku
12 tahun. Sudah 11 tahun” Kyungsoo menjawab dengan refleks, mengingat terakhir
kali ia menemui Tuan Hwang, Seorang Ilmuwan yang sangat dekat dengan ayahnya.
Kyungsoo
perlahan tersenyum, pikirannya kembali mengingat kenangan – kenangan belasan
tahun lalu bersama Tuan Hwang. Awalnya, mereka hanya berfantasi ria mengenai
cerita konyol yang disebut Mesin Waktu. Namun, Karena kecerdasaan &
kepercayaan mereka yang tidak akan bisa dilumpuhkan; Mereka mulai membuat
sebuah alat yang tidak mungkin jadi nyata, yaitu Mesin Waktu.
“Dan, Tuan Hwang. Tak
terasa sudah 11 tahun alat ini mati. Dan, mari kita buat alat konyol ini
menjadi hidup seperti layaknya manusia.” Ucap Kyungsoo, memulai menggerakan
semua jari yang dipunyanya untuk membangkitkan sebuah alat khayalan yang mati
selama 11tahun.
“Bagaimana susunan tombol yang kemarin Tuan Atur?”Tanya
Kyungsoo,
“tombol A2000, C1996, E1000, Z1992, dan H1902; Kemudian aku
memasukan kode E = MC2 di panel”
“Apa yang bisa dilakukan untuk kembali ke masa lalu menurut
teori Albert Einstein?”
“Menaiki pesawat yang mampu bergerak melebihi kecepatan
cahaya dan Menggunakan Traversable Worm
Hole, itu juga bisa disebut teoritas Exotic Matter.”
Kyungsoo membuka pikirannya,
mendata semua pengetahuan di pikirannya, sambil terus mendengarkan penjelasan –
penjelasan Dari tuan Hwang. Matanya sibuk menghafal semua tombol – tombol yang
menempel di mesin waktu tersebut. Tiba – tiba ia mengingat sesuatu, pikiranya
mulai mencoba kembali mengingat, “Kode Enigma?” rancaunya didalam hati,
“Kode Enigma kaum Nazi? Kau tau bagaiman bunyi mereka jika
diartikan sebagai kata Masa Lalu?”
“Apa? Mengapa Kode Enigma Kyungsooya?”
“Semua angka dan huruf nya mirip dengan kode – kode enigma
yang kutau.”
“Baiklah.. jika diartikan sebagai kode enigma menjadi J1890
E1992 I1992 C1100 dan O8912”
Kyungsoo
menghentikan akitifitasnya, mencerna ucapan Tuan Hwang tentang Kode Rahasia
Kaum Nazi. “Bisa anda ulangi?”Ucap Kyungsoo, “J1890 E1992 I1992 C1100 dan
O8912”Ucap Tuan Hwang,
“ITU DIA..” Kyungsoo segera memainkan Jarinya, menekan
tombol yang sama dengan kode Enigma yang dikatakan Tuan Hwang. Tiba – tiba,
mesin itu bergetar cepat.
Welcome Stranger, Lets
Journey the past time together.
“Tuan Hwang.. Tuan Hwang—“
“Kyungsoo, Ini berfungsi.. ya ini berfungsi.”
Ya, mereka berhasil.
Kyungsoo
menatap takjub Mesin waktu yang kini berhasil dibangkitkan dengan kedua tangan
emasnya. Ia tidak bisa melepaskan pandanganya terhadap benda yang sekarang
mengeluarkan suara dan cahaya terang.
Tuan
Hwang memeluk Kyungsoo, air matanya menetes melihat mesin waktunya yang hidup,
dan bersiap membawa manusia kemasa lalu. “Terimakasih, Kyungsooya..” Tuan Hwang
mengucapkan rasa terimakasihnya terhadap anak emas yang ada didekapannya, Do
Kyungsoo.
“Kita harus mencobannya tuan Hwang..”
“Baiklah. Ayo kita coba, Kau ingin mencobanya Kyungsoo?”
“Ya. Aku akan mencobannya”
2013
Kyungsoo
memasuki mesin tersebut, Mesin tersebut menyambut Kyungsoo dengan sangat
meriah. Wajahnya langsung ditampilkan didalam panel . Kyungsoo sangat bahagia,
tangannyaa terus bergerak karena gugup.
Welcome Mr. Do
Kyungsoo. Lets go journey the past time together.
“ya, mari kita jelajahi masa lalu, kita jelajahi tahun
1992.”
Mesin
tersebut mengkonfirmasi kepergian Kyungsoo, memberikan pengarahan dan
pengaturan terhadap Kyungsoo. “Soojungah.. aku berhasil” ucap Kyungsoo. Namun ,
tiba – tiba mesin tersebut berhenti,
semua cahaya padam dan tak ada satupun suara yang muncul. Kyungsoo tidak
mengerti, Apa ia sudah tiba di masa lampau? “Aku harus melihatnya..”
Kyungsoo
membuka perlahan pintu mesin waktu, ia sedikit gugup. Begitu ia membuka pintunya,
Sebuah tanah luas terbentang jauh. Banyak pepohonan tinggi yang mengitarinnya.
Hanya terdapat suatu rumah berukuran sedang yang ada diantara dua buah pohon
Cemara. Tidak Salah Lagi, Kyungsoo sudah berada di tahun 1992. “Jadi, ini
adalah kantor Tuan Hwang 24tahun yang lalu.”
Kyungsoo
mendekati Rumah bercat coklat kayu dengan sebuah cerobong asap diatasnya,
Perlahan ia mulai mengetuk pintu rumah tersebut. Awalnya, ia sempat ragu, ia
bertanya – Tanya apakah penampilannya seperti orang dari masa depan? Apa ia
akan ketahuan sebagai seorang yang datang dari masa depan? Namun, perlahan tapi
pasti Kyungsoo mulai mengetuk pintu rumah tersebut.
Awalnya,
tidak terdengar suara apapun dari dalam rumah tersebut, begitu Kyungsoo mulai
mengetuk Pintu. Namun,Kyungsoo yang penasaran terus mengetuk, kali ini dengan
tempo yang lebih cepat.
“Jangan Sakiti aku..”
“Apa?”Tanya Kyungsoo, begitu mendengar suara wanita didalam
rumah terssebut, “Jangan Sakiti aku, Kumohon.” Suara Wanita tersebut kembali
terdengar di telinga Kyungsoo.
“Tidak, aku hanya manusia biasa. Aku tidak akan
menyakitimu..”
“Tapi, aku melihatmu dengan alat dibelakangmu tiba – tiba
muncul diantara pepohonan. Kau.. Kau bukan manusia, kan?” ucap wanita
terssebut, membuat Kyungsoo sedikit tersenyum.
“Ania, itu cerita yang panjang. Aku akan menjelaskannya
untukmu. Aku manusia biasa sepertimu, terbuat dari Tulang, Darah, Otak, dan
Jantung.”
“Benarkah?.. Kau akan menjelaskannya padaku apa yang
terjadi?”
“Ya, aku berjanji. Sekarang, boleh aku masuk?”
“Masuklah..”
Kyungsoo
tersenyum, perlahan ia mulai membuka pintu kayu tersebut, dan begitu ia
membukannya ia menemukan seorang wanita mengintip di sebuah tiang. Kyungsoo pun
melemparkan senyuman manisnya, membuat Wanita tersebut luluh akan senyumannya.
Wanita tersebut pun perlahan mulai menampakan dirinya secara utuh, kemudian
membungkuk pada Kyungsoo.
“Ireumi Mwoyo?” Tanya Kyungsoo, mendekat.
“Naneun Im Yoona imnida..”
“Im Yoona? Wah, itu nama yang indah. Naneun Do Kyungsoo
imnida. Kau bisa memanggilku Kyungsoo, Jika kau mau”
“Baiklah, Kyungsoo-ssi” ucap Wanita itu, sembari
mempersilahkan Kyungsoo duduk.
“Maafkan aku, sudah menakutimu.”Ucap Kyungsoo, mencoba
menenangkan wanita yang masih sedikit ketakutan itu.
“gwenchana.. sepertinya kau seorang manusia.. bukan alien”
“Haha, aku memang manusia, sepertimu.”
“Baiklah, maafkan aku juga sudah menuduhmu sebagai alien..”
Ucapnya, meminta maaf pada Do Kyungsoo.
“Ania, Gwenchana.”
“Baiklah, akan kusediakan kau minuman. Chakaman” Wanita
itupun permisi, meninggalkan Kyungsoo sendirian disebuah ruang tamu bergaya
klasik.
Kyungsoo
menatap rumah tersebut, Rumah tersebut sepertinya rumah yang sudah cukup tua.
Semua barang2nya terlihat antik & dan bernilai Jual tinggi. Ia pun melihat
sebuah kalender yang tergantung di sebuah tembok disisi kanan, Tepat pada 22 tanggal
desember 1992.
Wanita
tersebut kembali, sambil membawa secangkir teh dengan asap yang menggebu, dan
memberikannya pada Kyungsoo.Kemudian dia terdiam disamping Kyungsoo yang
menikmati teh tersebut. Wanita itu terus menatap Kyungsoo, Mencoba meneliti
Kyungsoo lebih lanjut.
“Apa Kau..” Wanita tersebut bertanya dengan gugup, mulutnya
masih belum bisa berkompromi dengan hatinnya yang ingin sekali mengatakan
sesuatu terhadap Kyungsoo, “Apa Kau? Kau Ingin bertanya sesuatu padaku?”Tanya
Kyungsoo, meletakan cangkir tehnnya di sebuah meja usang dan menatap Wanita
yang bernama Im Yoona itu.
“Apa kau datang dari masa depan?” Yoona pun behasil
mengungkapkan apa yang ada dihatinya, meskipun ia tahu itu adalah sebuah
pertanyaan yang sangat bodoh dan tidak masuk akal.
“Hmm.. Bagaimana menurutmu?” Kyungsoo pun memberikan kartu
penduduknya pada Yoona, Begitu melihat tahun lahirnya adalah 1993, Yoona
membuka matanya lebar dan menatap tak percaya,
“1993?.. Bahkan sekarang belum tahun 1993..”Ucap Yoona
dengan wajah yang terkejut, sementara Kyungsoo tersenyum manis, mencoba
menenangkan Yoona.
“Aku tahu. Aku datang dari tahun 2015. Aku datang dengan
mesin waktu yang sudah dibuat selama 11tahun. Dan sekarang berhasil” Jelas
Kyungsoo, mencoba memberi penjelasan pada Yoona.
“2..2015? Mesin waktu? Baiklah..” Ucap Yoona dengan
ketenangan palsu,
“baiklah, aku harus pergi. Seseorang sudah menungguku
ditahun 2015. Aku harus pergi,” Kyungsoo merapihkan pakaiannya, dan keluar dari
rumah tersebut. Yoona pun mengikutinya, dengan kaki yang sedikit menggetar.
Yoona
mengikuti Kyungsoo yang berjalan perlahan menuju alat yang diberi nama mesin
waktu tersebut. Yoona menatap tubuh Kyungsoo, ia heran dengan semua pakaian
yang digunakan Kyungsoo. Semua terlihat aneh dan belum pernah terlihat dipakai
seseorang sebelumnya. Yoona pun perlahan percaya, Bahwa Lelaki yang baru ia
kenal ini berasal dari Masa Depan.
Kyungsoo
membuka pintu mesin waktu tersebut, menatapnya sunyi dan perlahan mulai menoleh
kearah belakang dan melihat Yoona yang sedang sibuk menatap untuk meneliti
Mesin Waktu tersebut. Kyungsoo tersenyum, kemudian mendekati Yoona, “Kau Ingin
ikut kemasa depan?” Ucap Kyungsoo, membuat Yoona terkejut bukan main.
“Masa Depan?..” Tanya Yoona sekali lagi,
“Iya, hanya untuk menyakinkanmu. Sepertinya, kau belum
yakin.”
“Ania, aku yakin. Aku yakin kau berasal dari masa depan”
ucap Yoona, bohong.
“Aku tau kau berbohong. Ayo ikut denganku. Aku akan
mengantarmu balik kemasa lampau setelah kau merasa puas melihat masa depan,”
Ucap Kyungsoo, senang.
Yoona
menatap Kyungsoo, mencoba meyakinkan ajakan Kyungsoo. Dengan semua ketakutan
yang termpampang di kepalannya, iapun mengangguk perlahan pada Kyungsoo,
menerima ajakan Kyungsoo untuk pergi kemasa dongeng, yaitu masa depan. Kyungsoo pun mengambil tangan Yoona,
mengenggamnya, dan membawa masuk Yoona kedalam Mesin Waktu.
Begitu
memasuki mesin waktu tersebut, Yoona sibuk menatap seluruh benda yang ada
disana. Ada sebuah panel besar yang belum pernah ia lihat ditahun 1992. Sebuah
mesin dengan suara dan cahaya yang hebat. Membuat Yoona tidak berhenti untuk
menatap mereka semua. “duduklah. Tidak akan terasa apapun. Mungkin hanya
membutuhkan waktu 10detik,” Ucap Kyungsoo, membuat Yoona mengangguk pelan. Ia
sangat penasaran, namun di sisi lain ia juga merasa takut.
“Hey Machine, let’s go back to December 22th 2015,”
10..9..8..7..6..5..4..3..2..1..
“Welcome back to the future, Mr. Do Kyungsoo,” Ucap Mesin,
Yoona
menatap aneh, tidak terjadi apapun. Tidak ada getaran, atau apapun yang dapat
dirasakannya. Hanya ada sebuah suara dentuman kecil diarah atas. “Kita sudah
sampai, Yoonassi.” Yoona pun mengangguk pelan, perlahan ia mulai menatap
sekitar, begitu Kyungsoo membuka pintu.
“Selamat datang di tahun 2015, Nyonya.” Ucap Tuan Hwang,
menyapa Yoona yang tekejut bukan main. Badannya membeku, semua otot di tubuhnya
tiba – tiba terasa kaku.
“Apa kau yakin ini ditahun 2015?”Tanya Yoona, menatap gedung
kerja Tuan Hwang yang sangat modern.
“Ya, apa kau ingin berjalan – jalan?” Kyungsoo pun mengajak
Yoona untuk berjalan – jalan, Yoona pun dengan cepat menggoyangkan kepalanya
keatas dan kebawah.
2012
Yoona
terus menatap jalanan Seoul yang berbeda dengan apa yang ada di tahun 1993. Ia
tidak bisa mengalihkan semua padangannya pada semua benda ataupun gedung yang
terlewat didepan matannya. Ia terus mengeluarkan decakan kagum. Kyungsoo hanya
tersenyum sambil menatap Senyum Yoona yang sangat cantik,
“Tuan Do Kyungsoo, Apakah ini semua nyata?” Tanya Yoona,
“Tentu saja.”
“Ini luar biasa.. sangat luar biasa;” Yoona pun tersenyum
sangat manis, ia tidak bisa menutup kebahagiaannya sekarang. Ia tidak percaya.
Ia ada di masa depan, masa yang dianggap seluruh manusia hanya mitos belaka,
kecuali untuk Kyungsoo, Tuan Hwang, dan kini Im Yoona.
Kyungsoo
yang menatap senyuman Manis Yoona, terpaku. Perlahan juga mulai menarik kedua
ujung bibirnya, dan tersenyum. Hatinya tidak bisa menahan kesenangannya, entah
apa yang membuatnya menjadi sangat senang. Berhasilnya mesin waktu, atau karena
Yoona. Ia hanya terus tersenyum lebar, sambil sesekali tertawa dengan Humor
yang dilontarkan Si manis Yoona.
“Aku suka masa depan..” Yoona melontarkan kegembiraanya
kepada Kyungsoo, tanganya meremas kuat lengan bawah Kyungsoo, membuatnya
sedikit meringis.
“Ah, Mianhae.. aku terlalu senang. Jeongmal mianhae” Ucap
Yoona, meminta maaf.
“Gwenchana.. Jika aku menjadi dirimu, aku akan melakukan hal
yang sama,”Ucap Kyungsoo, tenang.
Kyungsoo
pun membawa Yoona kesebuah pusat perbelanjaan di daerah Distrik Gangnam, Daerah
dimana semua brand – brand terkenal berkumpul untuk diperjualbelikan. Yoona
tidak bisa mengalihkan pandangannya pada setiap banner – banner rasaksa yang
terpajang diantara gedung – gedung. Kedua tangannya tidak bisa berhenti untuk
menunjukan kesegala arah yang ia lihat.
“Im Yoonassi.. aku harus mengganti pakaianmu,”Ucap Kyungsoo,
“Apa? Mengapa aku harus berganti pakaian?”
“Kau akan menetap di 2015 selama beberapa hari,”Ucap
Kyungsoo, dengan nada santai.
“Benarkah? Baiklah!” Ucap Yoona, fanatik.
2011
Kyungsoo
tidak bisa mengalihkan pandangannya terhadap seseorang yang ada di hadapannya.
Matanya melebar, Mulutnya tersenyum, dan tangannya bergetar. Dihadapannya,
Seseorang yang datang dari masa lalu berdiri tegak dengan balutan pakaian yang
sangat cantik. Ekspresi wajahnya tidak bisa menahan Malu begitu melihat
Kyungsoo yang membeku melihat penampilanya.
“Apa aku terlihat aneh, Tuan Do Kyungsoo?”Tanya Yoona, Malu.
“Tidak. Tidak sama sekali,”Jawab Kyungsoo, sigap dan jujur.
“Kamshahamnida!!”
Dengan
perasaan yang menggebu, Kyungsoo mengantar Yoona serta tumpukan pakaian yang
sudah resmi menjadi milik wanita tersebut kerumah barunnya untuk sementara. “Terimakasih,
Tuan Kyungsoo.” Yoona tidak bisa berhenti berterima kasih, begitu ia
mendapatkan sebuah kamar hotel kecil dengan cahaya yang redup. Kyungsoo hanya
mengangguk, mendengar ucapan terimakasih Yoona.
“Tapi..”Yoona merendahkan nada bicaranya, tanda ingin
mengatakan sesuatu pada Kyungsoo.
“Mengapa? Apa kau tidak suka?”
“Ania, aku sangat suka dengan tempat ini. Namun, Hanya Saja,
sepertinya aku tidak bisa menggunakan seluruh barang – barang yang ada disini.
Ini bukan berasal dari zamanku,”
“Ah, Aku lupa memikirkannya,” Kyungsoo memasang raut wajah
menyesal, karena melupakan hal kecil yang konyol ini.
Yoona
terdiam, sementara Kyungsoo terus memikirkan cara terbaik untuk melayani
seseorang yang sangat penting untuk mengubah peradaban manusia ini. Kyungsoo
perlahan menatap Yoona yang diam membatu, “Baiklah, aku akan tinggal.”Ucap
Kyungsoo, mendekati Yoona.
“tetapi, Dimana kau akan tidur?”
“Aku seorang pria. Aku bisa tidur dimana saja;” Jawab
Kyungsoo, dengan Senyuman.
Kyungsoo
dan Yoona membicarakan banyak hal – hal fantastis diruang tv. Mereka bertukar
informasi tentang semua keadaan yang ada dimasa mereka masing – masing.
Kyungsoo menyukai hal ini, ia bisa melupakan beban pikiran dan hatinya untuk
sementara karena Yoona. Kyungsoo tidak
melepaskan pandangannya ketika Yoona tertawa, ia merasa itu sangat menyenangkan
dan sangat manis. Kyungsoo pun mengakui, bahwa Yoona adalah seorang wanita yang
cantik,lucu, dan pintar. Sebuah tipikal ideal untuk Kyungsoo.
2010
Yoona
menatap sinar matahari, Senyuman diwajahnya tidak akan bisa hilang dari
wajahnnya. Perasaan senangnya tidak akan bisa dilunturkan hanya dengan hal –
hal sepele. Tidak akan ada yang bisa melumpuhkan semua hal yang ada didiri
Yoona sekarang.
Ia
membuka pintu, dan segera melihat seseorang yang dianugerahkan tuhan untuk
menjaga dirinya di masa dongeng, Kyungsoo. Kyungsoo terlihat sangat
mengaggumkan dengan sebuah kemeja terbuka dan celana hitam panjang. Yoona
tersenyum, melihat seorang pria tertidur tenang di sofa.
Yoona
pun melangkahkan kaki – kaki kecilnya menuju balkon. Matanya pun disambut oleh
pemandangan Seoul yang luar biasa. Gedung – gedung tinggi dengan ramainya
kendaraan, menurutnya itu sangat menakjubkan. Ia tidak pernah melihat sesuatu
yang seperti ini sebelumnya.
“Selamat pagi,” Seseorang penepuk bahunya, secara refleks
Yoona Menoleh.
“Selamat pagi, Tuan Do Kyungsoo.”Sapa Yoona, begitu melihat
Kyungsoo tersenyum dan menyapannya.
“Apa kau sudah makan?”Tanya Kyungsoo,
“Sebenarnya, Belum..”
“Baiklah, ayo kita memasak sesuatu untuk dimakan,” Kyungsoo
menarik tangan lembut Yoona, mengajaknya menuju dapur kecil yang terletak di
pojok ruangan.
Kyungsoo
mengeluarkan ikan mackerel, dan perlahan mulai menghilangkan sisik ikan.
Sementara, Yoona menyiapkan semua bahan – bahan dan memotongnya. Mereka berdua
terlihat seperti pasangan suami istri yang baru saja selesai mengucapkan janji
sehidup semati di altar gereja. Tangan lembut Yoona tidak sengan menyentuh
tangan terampil Kyungsoo jika ia melakukan kesalahn terhadap ikan kecil
tersebut. Sementara, Kyungsoo tidak sengan untuk melindungi tangan Yoona dari
tajamnya pisau.
Kyungsoo
menatap Yoona yang sibuk mengangkat ikan mackerel yang sudah terpanggang.
Kyungsoo memasang wajah ragu,
“Apa kau memiliki kekasih?”Kyungsoo bertanya, dengan wajah
yang ragu,
“Hem, Sebetulnya aku tidak pernah memiliki kekasih,”Jawab
Yoona, Santai.
“ Ah, benarkah?”Kyungsoo membalas, dengan wajah yang polos,
“Bagaimana denganmu, Tuan Kyungsoo?”Tanya Yoona, Dengan
tumpukan paprika ditanganya.
Kyungsoo
kembali memasang wajah ragu, pikirannya teringat dengan mantan kekasihnya, Jung
Soojung. Sesorang yang baru saja memutuskan hubungan mereka, mungkin sekitar
3jam lalu. Pukul 5 pagi tadi, Jung Soojung memutuskan hubungan mereka, karena
Jung Soojung mengaku bahwa ia mencintai pria lain, pria yang selalu bisa
menemaninya setiap waktu, tidak seperti Do Kyungsoo.
Kyungsoo
menatap Yoona ragu, berusaha menjawab pertanyaan darinya. Namun itu sulit. Ia
tidak tahu apakah hubungannya dengan Soojung sudah berakhir atau mungkin masih
berlanjut.
“Aku?.. Aku tidak memiiliki kekasih,”Jawab Kyungsoo,
memutuskan untuk menjawab pertanyaan Yoona dengan Jujur.
Yoona
mengangguk, mengerti perkataan Kyungsoo. Ia pun meletakan ikan mackerel dimeja
makan, diikuti Kyungsoo yang membawa rumput laut dan meletakannya di meja
makan. Yoona mengehela panjang nafasnya,
membuang semua keluhnya keudara.
Kyungsoo
pun mengambil ikan mackerel, dan mulai memakannya. Diikuti dengan Yoona yang
megambil sebagian tubuh ikan mackerel dan rumput laut. “Ah, Aku benar – benar
tidak mengerti semua ini..” Keluh Yoona, Membuat pandangan Kyungsoo berlari
menuju wajah cantik Yoona.
“Kau mengeluh? Apa yang kau keluhkan?”Tanya Kyungsoo,
“Aku tidak mengerti. Ini hanya tidak masuk akal. seorang
manusia ditahun 1992 sekarang terduduk di hotel mewah yang ada ditahun 2015.
Ini tidak masuk akal, tapi ini nyata.”
Kyungsoo
tersenyum, mencoba mengerti keadaan Yoona yang masih menganggap ini tidak masuk
akal. Kyungsoo meletakan beberapa potong ikan mackerel di mangkuk milik Yoona,
“Makanlah, Jangan pikirkan hal itu. Apapun hal yang sudah
pernah kau lewati, entah itu sesuatu yang menyenangkan, atau mengecewakan dan
juga sangat sulit untuk dilupakan. Tetapi, yakinlah. perlahan – lahan kau akan
bisa melupakannya dan menguburnya jauh didalam lubuk hatimu. Kuncinnya, ada didalam
hatimu. Ikuti kata hatimu, dan jangan pernah mengikuti nalurimu”Seru Kyungsoo,
sambil menepuk telapak tangan Yoona,
“Baiklah.. Kau benar; aku tidak perlu memikirkan hal
itu,”Yoona pun melanjutkan aktifitas memakannya bersama Seorang pria tampan, Do
Kyungsoo.
2009
Yoona
& Kyungsoo menatap satu layar yang sama. Layar tersebut mengeluarkan sebuah
cerita lucu namun romatis, Sebuah film kartun yang berjudul ‘Frozen’. Mereka
menonton film tersebut disebuah bioskop kecil di kamar hotel mereka, dengan sofa
yang berbeda. “Ini luar biasa!”Seru Yoona, tidak bisa menarik pandangannya dari
layar televisi.
Kyungsoo
tersenyum, melihat kegembiraan yang terpancar di wajah cantik Yoona. Kyungsoo
merasa sudah terhibur akan kehadiran Yoona saja disisinya. apakah Kyungsoo
Menyukai Yoona?
Kyungsoo
kembali melirik Yoona, dan ternyata Yoona sudah terlelap dalam tidurnya.
Kyungsoo pun segera mematikan televisi dan mendekati Yoona.Kyungsoo menatap
Yoona, menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
“Apa aku gila, Im Yoonassi?”Rancau Kyungsoo, didalam lubuk
hatinya.
Kyungsoo
perlahan mulai mendekati Wajah Yoona, Semakin dekat, Dan Kini Kyungsoo mencium
pipi lembut kiri Yoona. Kyungsoo pun terduduk disamping Yoona, perlahan mulai
mengelus rambut panjang Yoona, dan tertidur di bahu Yoona.
“Maafkan aku karena terlalu cepat menyukaimu..”
2008
Yoona
membuka mata kecilnya, mencoba melihat keadaan sekitar. Ia tertidur di sofa,
namun dengan selimut lembut yang menempel ditubuhnya. Dan, posisinya pun sudah
bersandar nyaman di sofa panjang berwarna oranye.
Yoona
pun berjalan menuju balkon, mencoba melihat pemandangan luar biasa Seoul untuk
kedua kalinya dipagi hari. Namun, seseorang menghalangi balkon kecil tersebut.
Itu Do Kyungsoo
“Tuan Do Kyungsoo? Selamat pagi.” Sapa Yoona,
“Selamat pagi, Im Yoonassi,”Kyungsoo tersenyum, kemudian
mempersilahkan Yoona untuk pergi
kesampingnya, dan melihat pemandangan Seoul.
Mereka
berdua kini menatap satu langit yang sama. Mereka sama – sama melontarkan
senyum kebahagiaan di wajah mereka. Yoona merasa ini adalah suatu moment yang
mustahil akan ia lupakan begitu kembali dimasanya.
“Kau tau?, sebenarnya.. tidak banyak perubahan yang terjadi
diantara tahun 1992 dengan tahun 2015. Ini semua tetap sama,”Ucap Yoona. Tersenyum.
“Apa maksudmu?”Jawab Kyungsoo.
“Sebenarnya, aku tau ini dimana. Ditahun 1992, Gedung hotel
ini hanyalah sebuah gubuk kecil yang berada di seberang gedung – gedung mungil
. Dan, sekarang gedung – gedung kecil tersebut masih berdiri.”Ucap Yoona,
sambil menunjuk kearah gedung – gedung kecil yang kini menjadi sebuah swalayan.
“Namun, Jika ditahun 2015, berapa umurmu sekarang?” Tanya
Kyungsoo,
“Aku? Sudah 44 tahun. Sudah tua sekali”
“Jadi, sebenarnya usia kita berbeda 21 tahun? Waw itu
menarik,” Seru kyungsoo.
“Namun, ditahun 1992 usiaku baru 21tahun. Dan kau, 23 tahun.
Jadi kau lebih tua dariku 2tahun.” Ucap Yoona, dengan nada meledek
Kyungsoo
tertawa senang, diikuti juga Yoona. Mereka pun tertawa lepas, akibat humor yang
diciptakan oleh mereka berdua sendiri. Mereka terlihat seperti seorang dewa dan
dewi yang turun dari khayangan untuk hidup bersama selamanya.
“Terimakasih, sudah membawaku kedunia konyol ini,”Ucap
Yoona, Menatap Kyungsoo.
“Suatu kehormatan untukku.”Jawab Kyungsoo, dengan hati yang
menggebu, karena ulah Manis Yoona yang tidak bisa ditahannya.
Kyungsoo
membawa Yoona menuju rumahnya, disalah satu apartement didaerah cheondamdong.
Kyungsoo merasa, ia tidak bisa menahan birahinnya untuk terus bersama Yoona.
Karena, Dengan adannya Yoona, Kyungsoo merasa hidup ini penuh warna. “apa ini
rumahmu, Tuan Kyungsoo? Wah, Daebak!”Yoona menyatukan tangan kanan dan kirinya,
dan bertepuk tangan meriah.
“Anggap saja sebagai rumah sendiri.”Jawab Kyungsoo, dengan
banyak tumpukan kertas ditangannya.
Yoona
mengangkat kepalannya, mengerti perkataan Kyungsoo. Sementara, Kyungsoo
perlahan meninggalkan Yoona Sendiri diruang tamunya, dan memasuki kamar
pribadinya yang sudah sangat ia rindukan. Dengan tertatih, ia segera duduk
diranjang dan menutup matannya. “Tuhan, Apa aku salah jika menyukainya?” Rancau
Kyungsoo, jauh didalam lubuk hatinnya.
Kyungsoo
menatap dirinya dalam pantulan cermin, mencoba meneliti semua yang ada
diragannya. Itu sempurna. Wajah tampan, tinggi sedang, senyum yang meluluhkan
hati, itu sempurna menurut semua wanita didunia.
Tokk
Tok, Seseorang mengetuk pintu ruang pribadi Kyungsoo, secara refleks Kyungsoo
langsung membukakan pintu, “Maafkan aku, apa aku menganggumu?”Tanya Yoona,
begitu melihat raut wajah Kyungsoo yang tanpa ekspresi,
“Tidak, “Ucap Kyungsoo,dengan senyuman.
“Baiklah; Sebenarnya, aku ingin izin denganmu untuk pergi
melihat taman dibawah,” Ucap Yoona, pelan.
“Tentu saja, Kau boleh kembali setelah kau puas”
“Terimakasih!”Yoona pun tersenyum simpul, dengan perlahan
meninggalkan apartement Kyungsoo.
Begitu
Yoona pergi, Kyungsoo langsung mengunci pintu ruang pribadinnya, dan terdududuk
dimeja belajarnya. “Aku tidak gila, tidak gila.”Ucapnya, pada dirinya sendiri.
Ia sibuk meremas kuat setelan jasnya, mencoba mengontrol emosinya yang sekarang
sedang menggebu.
“Apa yang harus aku lakukan, tuhan?”
Kini,
ia berteriak. Ia tidak bisa memilih keputusan. Keputusan yang berhubungan
dengan si gadis cantik Yoona. Kyungsoo terdiam, ruangan pun sunyi. Hanya
terdengar deruan nafas Kyungsoo yang masih tidak stabil.
Tetapi,
Kyungsoo kembali membuka matannya, Kembali menatap cermin. Kemudian, Tersenyum.
Dan, Ia pun meninggalkan kamar pribadinya dan menuju suatu tempat.
2007
Yoona
mendekatkan dirinya dengan sebuah bunga dihadapannya, ia menyentuhnya, dan
menciumnnya perlahan. Kemudian kaki kecilnya melangkah pelan, dan perlahan
terduduk di bangku taman,Sendiri tanpa orang lain. tidak ada satupun orang
disini. hanya Yoona, Dan kicauan burung
yang bersarang dipohonnya. Ia tersenyum, mengehela nafasnya panjang, dan
menutup kedua matanya, mencoba menikmati udara alam yang luar biasa.
“Yoona..”Seseorang memanggilnya, Dengan nada rendah dan
tidak berirama.
Secara
refleks, ia segera membuka matanya, dan menoleh kearah datangnya suara yang
memanggil namanya. “Tuan Kyungsoo?” Yoona tersenyum, dan berdiri serta
membungkuk 90derajat. Namun, Kyungsoo tidak membalas. Wajahnnya memasang raut
tanpa ekspresi dengan tatapan yang dingin. “tuan do Kyungsoo? Apa kau baik –
baik saja?”Tanyanya, dengan nada sedikit khawatir.
“Bisakah kau berhenti untuk memanggilku Tuan?”Jawab
Kyungsoo, Dengan memberikan pertanyaan kembali terhadap Yoona.
“baiklah; jika kau tidak menyukainya.”Seru Yoona, dengan
raut wajah sedikit panik dan ketakutan.
“Itu bagus, Yoona.” Seru Kyungsoo, namun sekarang dengan
Senyum kecil diraut wajahnya yang tampan.
Yoona
mengangguk, mencoba mengerti apa yang sedang ia lihat sekarang. Ia merasa aneh
dan ada yang tidak beres terhadap Kyungsoo. Namun, ia tidak bisa melakukan apa
– apa. Hanya terdiam sunyi, sambil perlahan menatap Kyungsoo sekilas. “Apa kau
baik –baik saja, Kyungsoo?”Tanya Yoona, yang akhirnya berhasil mengungkapkan
isi hatinya.
“Aku baik – baik saja, Sungguh.”Ucap Kyungsoo, Santai.
Namun, dengan posisi diam dan terus mengalihkan padangannya terhadap Yoona.
“Baiklah; Kau mau?”Tanya Yoona, mencoba mencairkan suasana,
dengan menawarkanya sebuah permen coklat yang ada ditangannya.
“Baiklah,”Ucap Kyungsoo, perlahan mendekati Yoona yang
berada dihadapannya.
Yoona
ketakutan dan bingung, melihat sikap Kyungsoo yang sangat aneh dan tidak masuk
akal. Sementara, Kyungsoo terus mendekat Kearah Yoona tanpa memikirkan apa -
apa. Begitu sampai dihadapan Yoona, Kyungsoo tersenyum. Sambil terus
menatapnnya. “Yoona?”seru Kyungsoo, memanggil.
“Ya?”Balasnya,
“boleh aku mengambilnya?”Seru Kyungsoo,lagi.
“Tentu saja. Ambilah.” Seru Yoona, tersenyum kecil .
Kyungsoo
pun mengangguk, perlahan mulai mengambil permen coklat di tangan Yoona. Tetapi,
Chu; Bukannya mengambil permen coklat ditangan Yoona, Kyungsoo malah mencium
bibir kecil Yoona. Yoona membulatkan kedua matanya, terkejut. Senyuman
diwajahnya perlahan hilang dan berubah menjadi ekspresi kekhawatiran. Hatinnya
merancau untuk mencoba menghentikannya, namun Raganya tida mampu untuk mewujudkannya.
Tubuhnya terasa sangat kaku untuk bergerak dan mendorong Kyungsoo. Itu karena
Cengkraman kuat Kyungsoo dikedua bahunya. Ia pun memilih diam, dan hanya bisa
menjatuhkan butiran air dimatannya.
Merasakan
beberapa tetes air yang mengalir dipipi Yoona, Kyungsoo langsung menghentikan
kegiatannya, dan menarik Yoona kedekapannya. Ia merasa bersalah, dan
menyesal. “Maafkan aku, telah
menyukaimu.”Seru Kyungsoo, mencoba meminta maaf kepada Wanita yang kini ada
didekapannya. Yoona, hanya terdiam, mencoba untuk memeluk kembali Kyungsoo, tetapi
tidak bisa. Tangannya tidak cukup kuat untuk meraih punggung Kyungsoo. “Tidak
apa – apa. Aku mengerti perasaanmu”Ucap Yoona, dan melepaskan Pelukan Kyungsoo,
perlahan.
“Ayo, kita kembali keatas. Disini sangat ramai,”Ucap Yoona,
dengan senyuman kecil.
“Baiklah,”Ucap Kyungsoo.
Mereka
pun kembali keapartement Kyungsoo, Dan terududuk sunyi di bangku tamu. Kyungsoo
hanya sibuk dengan rasa penyesalannya, dan Yoona sibuk dengan pikirannya
terhadap Kyungsoo. “Kyungsoo. Sudahlah.” Ucap Yoona, Menenangkan Kyungsoo.
“Maafkan aku”Jawab Kyungsoo, dengan raut wajah penuh dengan
penyesalan.
Yoona
tersenyum, ia pun menatap Kyungsoo. Tatapannya begitu manis dan membuat hati
Kyungsoo kembali luluh. Dan, memaksa Kyungsoo untuk kembali memeluk Yoona,
dengan ucapan maaf yang sama, maafkan aku
telah menyukaimu. “Tidak apa – apa. Aku mengerti perasaanmu. Aku sungguh
mengerti”Ucap Yoona, membuat Kyungsoo melepaskan pelukannya, dan perlahan mulai
memperlihatkan kembali senyum manisnya.
“Tetapi, aku ingin meminta sesuatu kepadamu,”Ucap Yoona,
lagi.
“Ada apa? Katakan padaku, dan aku akan mewujudkannya.”Jawab
Kyungsoo, semangat.
“Sebenarnya, Aku sudah merasa sangat puas tinggal di masa
depan. Aku merasa sangat senang, dapat melihat dunia dongeng yang menjadi
nyata. Namun, Kurasa sudah waktunya aku untuk kembali kemasaku, ketahun 1992.”
Seru Yoona, Pelan. Dan dibalas oleh tatapan terkejut Kyungsoo.
“Mengapa sangat Cepat, Yoona?” Tanya Kyungsoo, dengan nada
yang panik menyeru
“Aku juga memiliiki kehidupan dimasaku, Kyungsoo. Seseorang
pasti sedang sibuk mencariku ditahun 1992.”Ucap Yoona.
Kyungsoo
mengeluarkan airmatanya, membuat rasa iba datang dari jiwa Yoona. Yoona tidak
mengerti mengapa Kyungsoo bisa menyukainya, hanya dalam waktu yang sangat
singkat ini. “Kyungsoo, Maafkan aku.” Ucap Yoona, sambil terus mencoba
menghentikan tetesan airmata Kyungsoo.
“Tidak, kau tidak perlu. Baiklah, akan kuantar kau besok
pagi, tenang saja.”Ucap Kyungsoo dengan senyuman palsu.
“Baiklah. Ayo, Kita kembali ke hotel”ajak Kyungsoo, sembari
mengambil kunci mobilnya, dengan tangan bergetar.
“Apa kau yakin? Aku bisa kembali sendiri, sepertinya—“ belum
selesai Yoona berbicara, Kyungsoo langsung menutup mulut Yoona dengan
tangannya, dan menggeleng.
“Ayo?”Potong Kyungsoo, dengan senyum palsu. Lagi
Yoona
pun mengangguk, perlahan tapi pasti ia mulai mengikuti Kyungsoo untuk kembali
menuju hotel. Yoona merasa bersalah, telah menyakiti hati Kyungsoo. Tidak
seharusnya seorang wanita menyakiti pria yang mencintainya seperti ini, pikir
Yoona.
Tetapi,
disatu sisi Yoona juga merasa takut. Ia takut, Kyungsoo akan menyakitinya. Ia
tidak mengerti. begitu mendengar pengakuan Kyungsoo, Yoona menjadi sangat
bimbang dan sama sekali tidak mengerti alur pikirannya.
2006
Kyungsoo
terdiam di sofa tamu, sementara Yoona mengganti pakaiannya dan segera menemui Laki
– laki yang sedang terdiam diruang tamu. Kyungsoo tersenyum, melihat penampilan
Yoona yang sangat cantik dengan balutan pakaian tidur yang indah. Lagi, Kyungsoo
tidak bisa mengalihkan pandangannya.
“Kyungsoo..”Ucap Yoona, mencoba menatap Kyungsoo. “Ada apa,
Yoon?” Jawab Kyungsoo.
“Apa kau lapar? Aku akan memasakkan sesuatu untukkmu”
“Baiklah, jika kau mau.”Seru Kyungsoo, dengan tatapan
santai. Namun dengan mata yang sangat berat.
“Baiklah, tunggu disana ya. Jangan kemana – mana”Seru Yoona,
dan lanngsung berlari menuju dapur.
Yoona
ingin membuatkan sesuatu yang special untuk Kyungsoo. Mungkin, sebagai ucapan
terimakasih dan obat untuk menghibur suasan hati kyungsoo yang hancur karena
dirinya. Yoona tidak tau harus berbuat apa, karena ia tidak pernah mengalami
hal ini sebelumnya.
Yoona
perlahan mulai memasak, ia akan menyajikan makanan daging perut panggang. Ia
memotong daging, dan melakukan semua hal yang harus ia siapkan. Kedua tanganya
tidak bisa berhenti untuk menyentuh sesuatu disekitarnya.
Namun Perlahan, pikirannya mulai
kembali mengingat kejadian pertama ia bertemuu dengan Kyungsoo. Ketika Kyungsoo
memasuki rumahnya dan memberikannya Teh. Ketika Kyungsoo memasak bersamannya
dipagi hari, dan ketika Kyungsoo menciumnya siang tadi.
Tes
Tes, Airmata tiba – tiba turun di pipi lembutnya. Dan perlahan, semakin banyak
airmata yang turun dari pelipis matanya. Yoona menangis. Ia tidak bisa menahan
rasa sedihnya lagi, ia hanyalah seorang wanita biasa yang juga bisa menangis
dan tidak bisa terus menahan perasaanya. Yoona pun segera meletakan pisaunya,
dan terduduk dilantai dengan deraian air mata diwajahnya.
Kyungsoo
yang sedang mencoba menerima kenyataan bahwa Yoona akan pergi, mendengar Suara
tangisan Yoona. Tanpa basa basi, Kyungsoo berlari menuju dapur. Dan, melihat
Yoona terduduk dilantai dengan deraian airmata. Kyungsoo mendekat, dan langsung
memeluknya.
Yoona
terus meneteskan tetes demi tetes airmatannya, namun kini tetesan2 air itu langsung
jatuh dibahu Kyungsoo. Yoona bersender di bahu Kyungsoo, dan terus menangis.
Semenatara Kyungsoo, mencoba menahan deraian airmatanya agar tidak keluar. Dan
mencoba menenangkan Yoona, “Kyungsoo.. maafkan aku sudah menyakitimu” Ucap
Yoona, disela – sela tangisnya.
“Maafkan aku, Kyungsoo. Maafkan aku.”Ucap Yoona lagi, dan
perlahan mulai memeluk Kyungsoo.
“Tidak apa – apa. Dari awal,itu sudah menjadi
kesalahanku.”Ucap Kyungsoo.
Kyungsoo
mengangkat tenguk Yoona, mencoba menatapnya dan memastikan bahwa wanita
impiannya baik – baik saja. Namun, Yoona hanya terus mengeluarkan airmata
pilunya dipelipis matanya yang indah. “Ayo kita ke sofa, kau tidak boleh berada
disini”Kyungsoo pun membawa tubuh Yoona dikedua tangannya dan menuju Sofa.
Yoona
pun perlahan tertidur, disisi Kyungsoo. Maka, berakhirlah masa terakhir mereka
bersama, sebelum Yoona pergi esok pagi.
2005
Matahari
mulai menampakan wujudnya, Suara kebisingan dari kendaraan mulai kembali
terdengar. Dan perlahan, Seorang malaikat yang sedang tertidur manis mulai
membuka matanya. Pandanganya menatap seseorang yang sedang tertidur
disampingnya. Seorang pria tampan yang sedang memeluknya dari arah belakang.
Yoona
harus pergi segera, sebelum Kyungsoo terbangun dari tidurnya. Ia tidak ingin
membuat Kyungsoo lebih terpukul lagi karena dirinya, jika ia melihat langsung
detik – detik kepergian Yoona. Maka, Yoona pun perlahan – lahan mulai
melepaskan pelukan kyungsoo, dan segera membereskan seluruh pakaian miliknya.
Ia juga menulis sebuah surat kecil dimeja kecil kamarnya,
Dan, pergi meninggalkan Kyungsoo. Menuju kantor Tuan Hwang.
Diperjalanan,
Yoona merasa resah. Pikirannya terus tertuju oleh seorang pria lugu yang
menyukainnya. Apa yang harus ia lakukakan? Hatinya memaksanya untuk menyudahi
ini dan kembali kedekapan Kyungsoo. Namun, Nalurinya memaksanya untuk terus
pergi dan membiarkannya. Ah, Ayolah! Kau
harus percaya dengan nalurimu, Yoona!
Apa
yang kulakukan ini salah? Apa aku akan menyakitinya lagi?, Pikiran Yoona terus
saja terbayang – bayang dengan 1kalimat singkat tersebut. Suhu tubuhnya
mendingin, Tangan dan kakinya bergetar.
Lagi,
Tiba – tiba Yoona terbayang – bayang akan kenangan singkat dirinya bersama
dengan Kyungsoo. Kenangan yang mungkin akan mustahil menghilang dari
ingatannya. Dan Juga, Kenangan yang akan pasti meluluhkan hatinya, dan
akhirnya; airmata perlahan turun dari kedua mata Indahnya,
Yoona
kembali menangis, namun kali ini dalam kesunyian. Tanpa ada suara yang ia
keluarkan. Ia memaksa mulutnya, untuk tidak mengeluarkan suara sedikitpun.
Meskipun menyiksa, ia harus tetap melakukannya.
“Kyungsoo, Maafkan aku..”Rancau Yoona, dengan tetesan
airmata penyesalan.
2004
Kyungsoo
menggerakan kedua tangannya, dan terkejut begitu ia tidak merasakan tubuh
seseorang didekapannya. Matanya perlahan terbuka, dan tidak melihat seseorang
wanita yang seharusnya ada bersamannya. “Yoona?”Kyungsoo berseru, namun hanya
keheningan yang menjawabnya.
Kyungsoo
mencari Yoona, mulai dari ruang tamu, Dapur, Balkon, namun Nihil. Ia tidak
dapat menemukan wanita yang sangat ia cintai. Dengan wajah yang sangat panik,
Kyungsoo memeriksa ruang Keluarga. Dimana terdapat tv besar, Meja – meja kecil,
dan sofa panjang disana. Nihil. Tidak ada seseorangpun disana. Sampai akhirnya,
ia melihat sebuah Surat yang terlipat di antara meja – meja kecil. Dengan
perasaan Ragu, kedua tangannya mulai membaca isi surat tersebut,
“Untuk Do Kyungsoo,
seseorang yang telah membawaku kedunia khayalan.
terimakasih atas semua
yang sudah kau berikan, Kyungsoo. Aku senang bisa mengenalmu. Terimakasih,
Sudah memilihku untuk ikut merasakan indahnya masa depan. Ini adalah suatu hal
yang sangat luar biasa menurutku. Aku tidak akan pernah, menghilangkan momen
tersebut dari pikirank. Terimakasih, Benar – benar berterimakasih.
Namun Disatu sisi
lain,aku merasa terpukul. Aku, yang telah menjadi seorang perusak, dan telah
menjadi mimpi burukmu. Maaf, aku tidak bisa memberikan jawaban atas pengakuanmu
terhadap perasaanmu. Aku hanya wanita bodoh yang tidak mengetahui apa itu
cinta. Aku bimbang, dan tidak mengerti alur pikirku, Ketika aku bersamamu.
Selamat tinggal, Aku
yakin kita akan kembali bertemu.
Tetapi, diusia &
keadaan yang berbeda, mungkin.
Im Yoona.”
Tes …
Tes, Tanpa ragu, air mata langsung mengalir deras dari kedua mata indah milik
Kyungsoo. Tubuhnya membeku, fikirannya kosong, dan hatinya terasa sangat
sakit. Dan, tubuhnya pun ambruk. Ia
menangis. Tidak tanggung lagi, kini ia berteriak. Memanggil Nama Yoona,
berharap ia kembali berada disisinya.
Tetapi
Perlahan, Dengan sekuat tenaga, Kyungsoo bangkit. Ia segera pergi, untuk
bertemu dengan Tuan Hwang. Berharap, Yoona masih berada bersamannya.
Dengan
nafas yang tidak teratur, Kyungsoo segera membawa mobilnya dengan kecepatan
penuh menuju Kantor tuan Hwang. Ia tidak peduli, jika pengguna jalan lain sibuk
memakinya karena cara berkendarannya yang sangat berbahaya. Oh Ayolah Kyungsoo,
Ini Salah!
2003
Dengan
hitungan beberapa menit, Mobilnya berhasil terpakir didepan halaman Kantor Tuan
Hwang. Tanpa basa basi, ia segera memasuki kantor Tuan Hwang. Dengan penuh
harapan, perlahan ia mulai membuka pintu dimana Mesin Waktu diletakan.
Dan, ia
melihat seorang pria sedang terduduk tepat didepan mesin waktu tersebut. Ialah
Tuan Hwang. Namun, ia tidak melihat Wujud Yoona disana. “Kyungs—“
“Dimana Yoona, Tuan Hwang?”Potong Kyungsoo, ketika Tuan
Hwang mencoba berbicara dengannya.
“Tenanglah, “Jawab Pria tua tersebut,
“Dimana Yoona?!”Tanya Kyungsoo lagi, namun kini dengan nada
tinggi dan ekspresi wajah yang tidak menentu.
“Ia sudah pergi, Ia sudah kembali kemasanya” Akhirnya, Tuan
Hwang memberikan jawaban dari pertanyaan Kyungsoo.
Kyungsoo
terlambat. Semua sudah usai. Yoona sudah kembali, kemasa dimana ia tinggal dan
hidup bahagia. Kini, ia sudah bebas dari masa yang penuh dengan pukulan
untukknya.
Kyungsoo
kembali ambruk, kini harapannya benar – benar pupus. Mungkin, ia tidak akan
pernah bertemu dengan Wanita yang sangat ia cintai lagi. Airmatanya kembali
jatuh, Tubuhnya kembali membeku, dan fikirannya kembali kosong.
Tuan
Hwang mendekat, Menepuk – nepuk bahu Kyungsoo. Mencoba menenangkan pria malang
yang ada dihadapannya. Tangannya mengenggam sesuatu, dan berniat memberikannya
kepada Kyungsoo. “Yoona memberikan ini kepadaku. Ini untukkmu”Seru Tuan Hwang,
meletakan surat tersebut ditangan Kyungsoo. Kyungsoo pun membukannya, dan
membacanya.
“Ini surat kedua yang
kuberikan padamu, Kyungsoo.
Dan Juga, Surat
terakhir.
Maafkan aku, sudah
mengecewakanmu, Sudah menyakitimu, dan Sudah melukaimu. Aku tidak bisa
melakukan apa – apa. Aku hanya seorang Wanita egois yang tidak pernah
menghargai perasaan seseorang. Aku seorang wanita yang sangat Jahat, aku tau
itu.
Namun, Seorang Pria
dengan ketampanan dan kepintaran yang luar biasa pernah berkata sesuatu padaku,
Hal apapun yang sudah pernah kau lewati, entah itu hal yang menyenangkan atau
mengecewakan, yang sangat sulit untuk melupakannya. Namun, Percayalah, Perlahan
– lahan kau akan bisa melupakannya. Dan menguburnya jauh didalam lubuk hatimu.
Karena, Menurutnya, Kunci dari kehidupan itu berasal dari Hati. Sehingga,
Apapun yang kau rasakan, Cukup ikuti Hatimu. Dan jangan mengikuti nalurimu.
Karena perkataan orang
tersebut, Aku tau kau pasti juga bisa melewatinya dan segera melupakan hal ini.
Meskipun mengambil waktu yang sangat lama, dan menyiksa.
Tetapi, percayalah.
Kau akan tetap bisa melupakannya. Kyungsoo.
Teruslah berjuang.
Teruslah berjuang
untuk mengubah peradaban manusia menjadi lebih baik lagi.
Karena, Tanpa kau
Sadari, Aku akan selalu disini. Untuk mendukungmu.
Salam Penuh Cinta,
Yoona.
Catatan : Kau tidak
perlu menemuiku kembali ditahun 1992. Sebab, aku akan baik – baik saja.
Sungguh.”
Kyungsoo menutup kembali Surat tersebut, dan segera
meninggalkan Kantor Tuan Hwang.
“Aku memegang janjimu, untuk terus mendukungku disana,
Yoona.” Ucapnya, didalam lubuk hatinya.
2002
[12 Januari 1993 07 :
00 KST]
Seseorang
dengan penampilan yang sangat antah berantah melangkah pelan menuju sebuah
ranjang yang terlihat sangat kumal. Sekujur tubuhnya bergetar, begitu menyentuh
ranjang tersebut.
Yoona,
si Gadis cantik dengan tubuh dan wajah yang sangat indah dan rupawan, kini
berubah menjadi Yoona, si gadis antah berantah dengan tubuh yang tidak terawat
dengan Mata yang sangat sembab. Layaknya, kini ia hanya seperti seorang wanita
tua yang akan segera menemui ajalnya.
Dikedua
tangannya, terdapat sebuah cairan bewarna biru didalam sebuah gelas. Yoona
tidak berhenti untuk terus memandangi cairan tersebut. Ia tersenyum, dan
perlahan mulai tertawa. Namun, beberapa detik kemudian, Ekspresi wajahnya
menjadi Sangat menyedihkan. Ia meneteskan airmatannya kembali.
Yoona pun meminum Cairan
tersebut. Dan segera menidurkan tubuhnya diranjang. Namun, Disamping tubuhnya,
terdapat secarik kertas yang berisi beberapa kata yang ia tulis,
“Aku menyesal, Sudah
mengikuti Naluri ku. Dan mengabaikan Hatiku.
Dan, inilah akibat
yang kudapat.Hukuman yang sebanding atas apa yang sudah kuperbuat”
2001
[12 January, 2016 07
: 00 KST]
Seorang
pria berseragam hitam yang kini berusia 24tahun ini perlahan mulai kembali
memasuki kampus yang sudah ia tinggalkan selama lebih dari 30hari. Kakinya
perlahan melangkah kembali untuk memasuki tempat yang sangat ia rindukan.
Dimana, ia bisa melihat teman – temannya. dan juga, Soojung. Mantan kekasihnya.
Meskipun
dengan keadaan yang sangat berat, Kyungsoo diminta untuk tetap hadir. Dan, ia
juga bersikap professional. Meskipun, segores luka masih bersarang membengkak,
jauh didalam hatinya. Tentu saja, luka yang diakibatkan Yoona, sigadis cantik
yang kini kembali ke masanya. Meninggalkan Cinta Kyungsoo, yang begitu tulus
kepadannya. “Kyungsooya!”Seseorang memanggilnya, dengan refleks ia menoleh
kearah datangnya suara,
“Soojung?”Jawabnya, dengan ekspresi wajah yang tidak
mengerti.
“Oppa! Sudah lama tidak bertemu, aku sangat merindukanmu.
Selamat ulang tahun!”Ucap Soojung, menambah kebingungan Kyungsoo tentang
Soojung.
“Mengapa kau merindukaku?”Tanyanya, lagi.
“Tentu saja, karena kau kekasihku.” Jawab Soojung santai,
dan dibalas dengan ekspresi wajah terkejut Kyungsoo. Jadi, Soojung kembali
menganggapnya sebagai kekasih?
“Aku tidak mengerti”Kyungsoo melepaskan genggaman tangan
Soojung, dan meninggalkanya sendiri, tanpa rasa iba ataupun sedih. Oh, itu
keren Kyungsoo!
Kyungsoo
melangkah jauh meninggalkan Soojung. Rasanya, ia tidak ingin lagi melihat
wanita yang pernah menyakiti hatinya itu. Sampai akhirnya, kedua kakinya
berhenti melangkah disebuah taman dibelakang gedung utama. Ia pun memilih
terduduk disana, dan kembali menyesali perbuatannya. Tentu saja terhadap Yoona.
“Yoon, aku merindukanmu..”Rancaunya, didalam hati dan pikirannya.
Kring!;
seseorang memanggilnya melalui panggilan telefon. Ternyata, Tuan Hwanglah yang
memanggil Kyungsoo. Dengan refleks, Kyungsoo mengangkatnya, “Ada apa, Tuan
Hwang?”
“ayo, kita temui Yoona bersama.” Ucap Tuan Hwang, Langsung.
“Yoona? Apa maksud anda?”
“Ini hari ulangtahun mu kan? Sebagai hadiah untukmu, mari
kita bertemu dengannya. Kau sangat merindukannya kan? ”Seru Tuan Hwang, Dan
dengan sekejap Kyungsoo terdiam dan mencerna perkataan Tuan Hwang. Itu benar.
Ia memang sangat merindukan sosok Yoona.
“Baiklah..” Kyungsoo pun kembali melangkahkan kedua kakinya,
menuju kantor tuan Hwang.
2000
Kyungsoo
melangkah perlahan menuju letak mesin waktu berada. Ia sudah mengganti seluruh
pakaiannya, dengan pakaian seorang ilmuwan, sama seperti Tuan Hwang. Perasaanya
sangat tidak menentu, ia merasa tidak mengerti dan bingung, sementara disisi
lain ia merasa sangat senang, jika kembali dipertemukan dengan Yoona.
Ia
memasuki ruangan Tuan Hwang, dan melihat Tuan Hwang yang sudah siap untuk pergi
kemasa lalu. Dan melihat kembali Yoona yang sangat Kyungsoo sangat rindukan. Kyungsoo
memeluk Tuan Hwang, mencoba memberikan rasa terimakasihnya karena
mengizinkannya kembali bertemu dengan Yoona, “Kau yang membuat mesin ini hidup,
sehingga kaulah pemiliknya.”
“Tuan Hwang, Mengapa kau tiba – tiba mengajakku untuk kembai
bertemu dengan Yoona?”Tanya Kyungsoo, ragu.
“Aku hanya tidak bisa, melihat murid cerdasku yang selalu
dikelilingi rasa penyesalan terhadap wanita yang dicintainnya. sangat tidak
bisa.”
“Baiklah, Terimakasih Tuan Hwang.”Ucap Kyungsoo,tersenyum.
Mereka
pun memasuki mesin tersebut, mengatur waktu kembali ketahun 1993, pada tanggal
dan bulan yang sama. Dan, mereka pun tiba dimasa lalu, masa dimana hanya
dianggap sebagai masa mitos belaka oleh orang – orang.
Kyungsoo
tidak bisa melepaskan pandangannya terhadap sebuah rumah yang berada diantara
dua pepohonan cemara. Itu merupakan tempat dimana Yoona berada, tempat dimana
Yoona kembali hidup sebagai manusia sosial.
Kyungsoo
mendaratkan kedua kakinya disebuah lantai kayu usang dan antik. Sementara,
dengan perasaan sangat menggebu dengan kedua tangan yang bergetar hebat, ia
mulai menyentuh pintu rumah yang berada diantara dua pohon cemara tersebut.
Dan,
berhasil. Tangan kanannya mulai memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah
tersebut. Awalnya, Kyungsoo merasa sangat ragu dengan hal ini. Mungkin, Yoona
tidak akan membukannya. Namun, perlahan pintu tersebut mulai terbuka. Dan;
seorang gadis bertubuh mungil menatap Kyungsoo. Kyungsoo pun sedikit terkejut,
mengapa seorang gadis kecil yang membukannya.
“Hai, gadis manis. Bisakah aku bertemu dengan
Yoona?”Kyungsoo mencoba akrab, dengan membungkuk untuk menyamai tinggi tubuh
dan tersenyum manis.
“Siapa anda? Sepertinya, aku belum pernah bertemu
denganmu,”Seru Gadis kecil tersebut, dengan ekspresi wajah bingung, namun terlihat
sangat manis.
“Aku.. aku—“ Belum selesai Kyungsoo berbicara, Tuan Hwang
memotongnya, dan berkata bahwa Kyungsoo adalah Kekasih dari Yoona. Kyungsoo
terkejut, namun ia tetap harus tenang.
“Baiklah, Unnie sedang tertidur. Kau boleh masuk kamarnya.
Namun, hanya kau, tuan kekasih kakaku.” Seru gadis tersebut, mengizinkan
Kyungsoo menemui Yoona.
Kyungsoo
pun mulai melangkahkan kedua kakinnya menuju suatu ruangan disudut rumah. Kini,
seluruh tubuhnya terasa bergetar dan dingin. Ia tidak tahu, apa yang akan Yoona
katakan jika melihatnya.
Dan,
tangannya membuka pintu ruangan tersebut. Sangat mengejutkan. Ruangan tersebut
sangat berantakan, dengan banyak sekali hamparan tisu dan air dilantainnya.
Bahkan, beberapa tetes darah dapat terlihat disekitar kaki – kaki kursi. Dan
seorang wanita dengan pakaian ‘masa depannya’ tertidur disebuah ranjang yang
terlihat sangat tidak beraturan.
“Yoon..” Kyungsoo dengan sigap memeriksa tubuh Yoona, dan.
Wajahnya terlihat sangat pucat. Nafasnya sangat pendek, dan nadinya berdenyut
pelan.
“Tuan Hwang!!”Kyungsoo memanggil Tuan Hwang dengan nada
tinggi dan sangat panik, menyebabkan Tuan Hwang dengan sigap menghampiri
Kyungsoo, Dan terkejut melihat tubuh Yoona yang terlihat seperti sebuah mayat.
“Ada apa dengannya?!”Tuan Hwang segera memeriksa tubuh
Yoona,
“Aku tidak tahu. Cepat, kita harus segera membawannya
kerumah sakit ayah”
“Baiklah”Tuan Hwang pun segera membawa tubuh Yoona, menuju
mesin waktu.
Kyungsoo
mengikutinnya, namun pandangannya tiba – tiba melihat sekilas dua buah gelas
yang berada disamping ranjang tersebut. Dan, sebuah surat. Kyungsoo mencium bau
dari kedua gelas tersebut, “Ini obat pembantu tidur..”Serunya, dengan tangan
yang masih terus bergetar. Kyungsoo sekarang mengerti. Yoona menyiksa dirinya
sendiri, atau bahkan ingin membunuh dirinnya sendiri dengan cara meminum obat
pembantu tidur dengan dosis yang sangat berlebihan. Kyungsoo pelahan
mengeluarkan tetes demi tetes airmatannya, lagi. Ia pun memilih meninggalkan
ruangan tersebut, dengan membawa sebuah surat yang belum sempat ia baca.
“Mengapa kau membawa kakakku? Ada apa dengan nya?”Gadis
kecil tersebut menjegat langkah Kyungsoo,
“Hey, Tenanglah. ia tidak apa – apa. Hanya saja, ia sedikit
demam. Ia akan segera kembali jika sudah sembuh dari demamnya. Jaga dirimu,
Gadis kecil.”Seru Kyungsoo, mencoba menenangkan Gadis kecil tersebut dengan
pernyataan palsu.
“Apa kau berjanji akan membawa kakaku kembali?”Ucap gadis
tersebut, pelan.
“Tentu saja, aku berjanji”Ucap Kyungsoo, sambil mengacungkan
jari kelingkingnya, tanda sebuah janji.
“Baiklah..”Ucap gadis itu, dan menyatukan kelingkingnya
dengan kelingking Kyungsoo.
“Gadis pintar “Kyungsoo pun menyoba tersenyum, menahan
airmatannya dan membelai rambut gadis kecil tersebut. Kemudian, segera berlari.
1999
Kyungsoo
menatap seorang gadis cantik yang berada dihadapannya. Ia menatapnnya penuh
harap, berharap ia segera membuka kedua matannya yang indah itu. Kyungsoo tidak
henti – hentinnya mengenggam tangan kecil dan lembut gadis tersebut. Kedua
matannya tidak henti – hentinnya menatap sepasang mata gadis tersebut.
“Yoon, bangunlah. Disini, ada yang sangat
merindukanmu”Rancau Kyungsoo,
Tiba –
tiba, ingatannya kembali teringat akan surat yang terdapat di ruangan Yoona
tadi, bersebelahan dengan dua gelas obat tidur. Kyungsoo pun mengambilnya, dan
membacannya. “Aku menyesal, Sudah mengikuti Naluri ku. Dan mengabaikan Hatiku. Dan,
inilah akibat yang kudapat.Hukuman yang sebanding atas apa yang sudah
kuperbuat”
Ia
terdiam, namun beberapa detik kemudian kembali meneteskan airmatannya, ia
kembali merasakan kesedihan, kembali merasakan rasa penyesalan, dan kembali
merasakan rasa kesakitan yang kini juga dialami Yoona. Ia mengerti dengan apa
yang dimaksud dengan surat tersebut. Ternyata, Yoona masih mengingat kata – kata
tersebut, bahkan ketika ajal hampir mendekat kearahnya. Namun, tuhan masih
memberikan jalan yang lebih baik untuk Yoona, dan membawakan seorang Kyungsoo
untuk pergi menyelamatkannya.
Kyungsoo
mendekati wajah Yoona yang terbalut beberapa kapas, karena luka – luka kecil
yang terdapat diwajah cantiknnya. Dan, ia mencium keningnya perlahan dan
lembut. “Aku mencintaimu..”Bisik Kyungsoo, di telinga Yoona.
1998
[15 January 2016, 14
: 00 KST]
Kyungsoo
terpaksa, meninggalkan wanita idamannya untuk beberapa hari, karena tuntutan
pekerjaan yang harus ia lakukan dengan tuan hwang dan juga tugas kampus yang
harus ia selesaikan. Semua ini bagaikan asupan makanan untuk Kyungsoo. Tanpa
mereka, Kyungsoo bagaikan akan haus dan harus segera meminum mereka semua.
Namun kali ini, Kyungsoo merasakan hal yang sebaliknya. Ia merasa, mereka semua
ini bagaikan sebuah hama yang menempel ditubuhnya. Dan harus segera
menghilangkannya. Ia tidak bisa terfokus secara penuh, karena pikirannya yang
terbagi – bagi. 50% Pekerjaan, dan 50% Yoona.
Dihadapannya,
tumpukan – tumpukan kertas sedang
menunggu bagiannya untuk segera dinodai tinta oleh seorang pria dengan
ketampanan, kecerdasaan, dan ketaatan yang sangat luar biasa. Tangannya tidak
bisa berhenti bergerak, kedua bola matannya tidak bisa berhenti berputar, dan
kepalannya tidak bisa berhenti untuk terus berfikir.
Kring!,
sebuah ponsel berdering kencang, menganggu aktifitas sibuk Kyungsoo. Namun,
salah satu tangannya masih sanggup untuk mengambil ponsel tersebut. Ketika ia
melihat nama seseorang yang menelfonnya, tubuhnya secara refleks terdiam. Tidak
ada satupun bagian tubuhnya yang bergerak. Panggilan dari rumah sakit Wooso
university, sedang menunggunya.
“Tuan Do Kyungsoo?”
“Ya, bagaimana keadaanya sekarang?”
“Ia sudah sadar. Tubuhnya sudah 90% kembali normal. Namun,
ia masih kesulitan dalam berjalan. Sehingga kami memberinnya kursi roda. “
“Benarkah? Apa ia
sudah sadar?”
“ya, sekarang ia juga mulai bisa berbicara dengan orang
lain,”
“Baiklah. Aku akan pergi kesana segera,”
Kyungsoo
mengambil kunci mobilnya, kemudian pergi. Meniggalkan semua pekerjaannya yang
benar – benar penting dan sangat dibutuhkan.
1997
Lagi –
lagi, tubuhnya mendingin, kedua tangannya bergetar, dan keringat terus mengucur
didahinya. Seorang Kyungsoo yang cerdas, tampan & rupawan, kini sedang
dihadapi masalah yang bisa saja membuatnya gila. Perasaan ragu, resah, marah,
menyesal, dan panik selalu menempel difikirannya. Ia tidak berfikir secara
sehat, untuk saat ini.
Langkahnya
perlahan semakin melambat, ketika tubuhnya sudah mendekat kearah pintu kamar
rawat Yoona. Ia terus mencoba mengontrol dirinnya, meskipun ia tau itu akan
gagal. Disatu sisi, ia benar – benar sangat merindukan sosok Yoona. Ia
merindukan senyumannya, tawannya, suaranya, bahkan masakannya. Namun disisi
lain, ia merasa takut dan gelisah, jika saja Yoona tidak ingin mengenalnya
kembali.
Tangan
kekarnya, (mencoba) tanpa ragu membuka pintu kamar rawat Yoona. Ketika setengah
pintu mulai terbuka,perlahan kakinya juga mulai mencoba untuk tidak ragu
memasuki kamar rawat Yoona. Dan, ia melihat seorang wanita sedang terduduk
disebuah Kursi Roda, dengan padangan yang mengarah pada pemandangan Seoul yang
luar biasa disebuah balkon. “Hei,Perawat. apa kau—“ Tiba – tiba saja Yoona
menoleh, dan langsung menghentikan ucapannya, ketika melihat sosok Do Kyungsoo
didepannya.
Kyungsoo
tidak mampu melangkahkan kedua kakinya lebih dekat kearah Yoona, sementara
Yoona tidak bisa mengalihkan perhatian matannya pada Kyungsoo yang kini sedang
terdiam membeku. Namun, Karena perasaannya yang benar – benar takut jika Yoona mungkin
akan membecinya, Kyungsoo memilih membalikan tubuhnya, dan kembali berjalan
keluar kamar
“Terimakasih..”Tiba – tiba suatu suara terdengar
dipendengaran Kyungsoo, membuatnya menghentikan kedua langkah kakinya. Dan
kembali membalikan arah tubuhnya.
“Yoon..”Ucapnya, pelan namun penuh harapan
“Terimakasih.. sudah menyelamatkanku. Terimakasih.”Ucap
Yoona lagi, dengan senyuman simpul.
Ketika
melihat senyuman manis Yoona, Kyungsoo secara refleks juga mulai menarik kedua
ujung bibirnya, dan tersenyum. Ia pun berlari mendekati Yoona, dan segera
memeluknya. “Aku merindukanmu..”Ucap Kyungsoo, jujur.
“Aku disini, Kyungsoo..”Seru Yoona,
Perasaan
menyesal, takut, resah, dan ragu dalam sekejap sudah terkikis dalam diri Kyungsoo.
Sementara, Perasaan rindu dan bersalah kini juga lenyap dalam diri Yoona. Kini
mereka bertemu kembali, setelah berhasil melewati ujian berat yang sudah
diberikan oleh tuhan.
Terimakasih Tuhan.
1996
[ 30 May 2017, 10 :
00 KST]
Seorang pria dengan pakaian
jas formal dan sepatu hitam terduduk santai, dengan sebuah pena ditangannya dan
secarik kertas dihadapannya. Perlahan, tangan kanannya mulai menulis sesuatu,
sesuatu hal yang membuatnya sangat bahagia, hari ini.
Setelah
kedua tangannya selesai menulis, dengan segera ia melipat kertas tersebut, dan
meletakannya diatas ranjang. Kemudian, ia melangkah pergi. Namun dengan
senyuman lebar yang terus menempel diwajahnya.
“Kyungsoo, Kau sudah ingin pergi?”Tanya seorang wanita yang
sedang sibuk dengan pekerjaannya,
“Ya, aku harus pergi, Sayang.”Kyungsoo mendekati wanita
tersebut, mencium lembut bibirnya, dan memeluknya hangat.
“Jagalah dirimu, Kyungsoo..”Ucap wanita tersebut.
Kyungsoo
pun kembali mencium wanita tersebut, dan pergi meninggalkan apartementnya. Tentu
saja untuk bekerja.
Sementara,
wanita tersebut kembali sibuk dengan pekerjaannya, merapihkan seluruh
apartement milik Kyungsoo, yang kini juga menjadi miliknya. Kedua tangannya
sibuk dengan banyak sekali barang, sampai akhirnya ia menyentuh secarik kertas
yang berada diatas meja ruang tamu.
“Surat selanjutnya
menunggumu, diranjang.”
Wanita
tersebut memasang wajah tidak mengerti, namun akhirnya kedua kakinya mulai
melangkah kearah ruangan Kyungsoo. Dan, benar. Secarik kertas kembali terlihat
dipandangannya. Perlahan, ia pun membukannya dan membacanya, hati – hati.
“Untuk Wanitaku, Im
Yoona.
Hei cantik, apakah kau sekarang
sedang membaca tulisanku ini? Jika ya, tandannya kau pasti membaca juga secarik
kertas yang kuletakan diatas meja.
Terimakasih, sudah memilih untuk
kembali kepadaku, terimakasih untuk tidak menyesal dalam memilihku sebagai pendampingmu,
dan terimakasih untuk kasih sayang yang sudah kau berikan kepadaku. Aku
bersyukur, telah memiliki seseorang yang benar – benar sempurna. Dan, itu kau
Yoona. Istriku yang sangat kucintai.
Selamat berumur 23 tahun, Im
Yoonnassi.
I just wanna see you, hold your hand, and say
that I love you.My heart is perfect because of you are inside, and my love is
perfect because I am having you. just Because you’re standing next to
me, I smile often, and love more.
thanks god, to bring me in 1992
and , thanks for bring me with her , Yoona
.
I love you.
Since I found you, I never stopped thinking
about you, My love.
TERIMAKASIH UNTUK SEGALANNYA, YOONA.
Love,
Kyungsoo.”
Dengan mata yang berkaca –
kaca, Yoona pun segera menyusul kepergian Suaminya, Kyungsoo. Untuk memeluknya,
menciumnya, dan mengucapkan rasa terimakasih, untuk lelakinya.
1995
– 1992 Meaning LOVE.
DONE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar