=== SSASEUMI: [FANFICTION] Little Things, in 1992

Selasa, 10 Maret 2015

[FANFICTION] Little Things, in 1992

 
 
Tittle : Little things, in 1992
Cast : Do Kyungsoo(EXO), Im Yoona (Girls Generation), Mr.Hwang (OCs)

Genre : Romance, Universe.
Rating : PG-15
Foreword : FF milik saya, yang saya buat dengan hati - hati & teliti. have fun, and don't be plagiarism. thank you!





Hanya membutuhkan waktu singkat untuk seorang Do Kyungsoo dalam mengakhiri masa lajangnya. Cukup menunggu beberapa hentikan jari saja, ia berhasil memiliki wanita yang ia cintai. Dengan begitu mudah.Tanpa ada tenaga yang dikorbankan. Tanpa ada keringat yang dikeluarkan.

                Do Kyungsoo, atau kerap dipanggil dyo, seorang pria dengan tinggi menengah, mata yang luar biasa, dan kepintaran yang sangat tidak terduga. Seorang mahasiswa yang sangat terkenal, memiliki ratusan penggemar di lingkungannya. Sifatnya yang sangat rupawan seperti wajahnya, membuat dirinya semakin disukai orang – orang, khususnya yeoja.

                Dan, kekasihnya yang berumur satu tahun lebih muda darinya,seorang wanita dengan paras cantik dan sangat menarik, memiliki wajah seperti dewi khayangan, ialah Jung Soojung, atau kerap dipanggil dengan Krystal Jung. 

2015

                Kyungsoo mencium kening wanitanya lembut, sambil  menikmati pemandangan yang tidak ternilai dari tuhan. Hari ini, Kyungsoo harus meninggalkan wanitanya selama beberapa waktu. Ini semua karena tuntutan kegiatan yang harus ia lakukan, tuntutannya sebagai mahasiswa yang sangat dibutuhkan kecerdasannya untuk membantu mengubah peradaban manusia menjadi lebih baik.

“Soojungah,” ucapnya pelan, sambil mencoba menatap kekasihnya, “Aku harus pergi. Tuan Hwang sudah menungguku.”

                Krystal hanya mengangguk, berusaha menerima pernyataan Kyungsoo untuk pergi sementara dari dekapannya. Ia hanya bisa mengucapkan selamat tinggal dengan dibarengi dengan kecupan manis di bibir Kyungsoo.

                Kyungsoo pun meninggalkan Krystal, meskipun dengan perasaan yang sangat berat untuk meninggalkannya dalam waktu yang cukup lama, 1bulan dimulai dihari ini. Kyungsoo mencoba mengalihkan pandangannya dari Krystal, untuk mencegah air matanya menetes dari mata indahnya.

“Tuan Hwang. Aku sedang dalam perjalanan kesana,” Ucap Kyungsoo dengan tuan hwang di percakapan telefon.

“Baiklah. Aku akan menunggumu.”

2014

                Kyungsoo menghentikan laju sebuah mobil hitam mengkilap didepan aula gedung tingkat 4 disebuah desa di pedalaman korea. Ia pun perlahan melangkah pelan memasuki gedung tersebut, sambil terkadang dirinya menatap aneh semua hal yang ada digedung tersebut.

“Tuan Do Kyungsoo?” seseorang menepuk bahunya, secara refleks ia segera menoleh dan mengangguk perlahan. “Ikut denganku,”

                Kyungsoo dibawa kesebuah ruangan redup cahaya dan sangat tertutup ditingkat 4, tubuhnya dibersihkan dan pakaiannya diubah menjadi sepasang kemeja dokter dan celana hitam panjang, dengan sebuah masker yang terikat di sisi bawah wajahnya. Perlahan, ia mulai memasuki ruangan tersebut, dimana Tuan Hwang, sudah menunggunya.

“Selamat Datang, Do Kyungsoo.” Ia disambut oleh seseorang yang berpakaian sama dengannya, dengan raut wajah yang tua dan penampilan yang sangat tidak teratur.  Mungkin ialah Tuan Hwang.

“Hai, Tuan Hwang. Sudah lama tidak bertemu.” Jawab Kyungsoo dengan senyuman lebar, namun tertutup dengan sebuah masker di bibirnya.

                Kyungsoo langsung mendekati Tuan Hwang, dan menatap sebuah alat aneh berukuran hampir setinggi tubuhnya. Ia menatap keseluruhan alat tersebut, dan nalurinya tiba – tiba mengatakan bahwa ada yang tidak beres dengan alat ini.

“Tuan Hwang, kurasa ada beberapa tombol yang salah penyusunannya” ucap Kyungsoo, mencoba mengoreksi hasil kerja Tuan Hwang. “Benarkah?  Kau bisa memperbaikinya.” Balas Tuan Hwang, Membuat Kyungsoo perlahan mulai mendekati mesin itu.

                Kyungsoo berusaha menyusun kembali alat ini. Tatapannya yang sangat serius dan kedua tangannya yang sibuk meraba 1000 tombol yang ada dialat tersebut. Tuan Hwang menatapnya perlahan, menghela nafasnya dan menutup matanya.

“Apa kau ingat, kapan terakhir kali kau membantuku membuat mesin waktu ini?”Tanya Tuan Hwang, mendekati tubuh kecil Kyungsoo. “Saat usiaku 12 tahun. Sudah 11 tahun” Kyungsoo menjawab dengan refleks, mengingat terakhir kali ia menemui Tuan Hwang, Seorang Ilmuwan yang sangat dekat dengan ayahnya.

                Kyungsoo perlahan tersenyum, pikirannya kembali mengingat kenangan – kenangan belasan tahun lalu bersama Tuan Hwang. Awalnya, mereka hanya berfantasi ria mengenai cerita konyol yang disebut Mesin Waktu. Namun, Karena kecerdasaan & kepercayaan mereka yang tidak akan bisa dilumpuhkan; Mereka mulai membuat sebuah alat yang tidak mungkin jadi nyata, yaitu Mesin Waktu.

“Dan, Tuan Hwang.  Tak terasa sudah 11 tahun alat ini mati. Dan, mari kita buat alat konyol ini menjadi hidup seperti layaknya manusia.” Ucap Kyungsoo, memulai menggerakan semua jari yang dipunyanya untuk membangkitkan sebuah alat khayalan yang mati selama 11tahun.

“Bagaimana susunan tombol yang kemarin Tuan Atur?”Tanya Kyungsoo,

“tombol A2000, C1996, E1000, Z1992, dan H1902; Kemudian aku memasukan kode E = MC2 di panel”

“Apa yang bisa dilakukan untuk kembali ke masa lalu menurut teori Albert Einstein?”

“Menaiki pesawat yang mampu bergerak melebihi kecepatan cahaya dan  Menggunakan Traversable Worm Hole, itu juga bisa disebut teoritas Exotic Matter.”

Kyungsoo membuka pikirannya, mendata semua pengetahuan di pikirannya, sambil terus mendengarkan penjelasan – penjelasan Dari tuan Hwang. Matanya sibuk menghafal semua tombol – tombol yang menempel di mesin waktu tersebut. Tiba – tiba ia mengingat sesuatu, pikiranya mulai mencoba kembali mengingat, “Kode Enigma?” rancaunya didalam hati,

“Kode Enigma kaum Nazi? Kau tau bagaiman bunyi mereka jika diartikan sebagai kata Masa Lalu?”

“Apa? Mengapa Kode Enigma Kyungsooya?”

“Semua angka dan huruf nya mirip dengan kode – kode enigma yang kutau.”

“Baiklah.. jika diartikan sebagai kode enigma menjadi J1890 E1992 I1992 C1100 dan O8912”

                Kyungsoo menghentikan akitifitasnya, mencerna ucapan Tuan Hwang tentang Kode Rahasia Kaum Nazi. “Bisa anda ulangi?”Ucap Kyungsoo, “J1890 E1992 I1992 C1100 dan O8912”Ucap Tuan Hwang,

“ITU DIA..” Kyungsoo segera memainkan Jarinya, menekan tombol yang sama dengan kode Enigma yang dikatakan Tuan Hwang. Tiba – tiba, mesin itu bergetar cepat.

Welcome Stranger, Lets Journey the past time together.

“Tuan Hwang.. Tuan Hwang—“

“Kyungsoo, Ini berfungsi.. ya ini berfungsi.”

Ya, mereka berhasil.

                Kyungsoo menatap takjub Mesin waktu yang kini berhasil dibangkitkan dengan kedua tangan emasnya. Ia tidak bisa melepaskan pandanganya terhadap benda yang sekarang mengeluarkan suara dan cahaya terang.

                Tuan Hwang memeluk Kyungsoo, air matanya menetes melihat mesin waktunya yang hidup, dan bersiap membawa manusia kemasa lalu. “Terimakasih, Kyungsooya..” Tuan Hwang mengucapkan rasa terimakasihnya terhadap anak emas yang ada didekapannya, Do Kyungsoo.

“Kita harus mencobannya tuan Hwang..”

“Baiklah. Ayo kita coba, Kau ingin mencobanya Kyungsoo?”

“Ya. Aku akan mencobannya”

2013

                Kyungsoo memasuki mesin tersebut, Mesin tersebut menyambut Kyungsoo dengan sangat meriah. Wajahnya langsung ditampilkan didalam panel . Kyungsoo sangat bahagia, tangannyaa terus bergerak karena gugup.

Welcome Mr. Do Kyungsoo. Lets go journey the past time together.

“ya, mari kita jelajahi masa lalu, kita jelajahi tahun 1992.”

                Mesin tersebut mengkonfirmasi kepergian Kyungsoo, memberikan pengarahan dan pengaturan terhadap Kyungsoo. “Soojungah.. aku berhasil” ucap Kyungsoo. Namun ,  tiba – tiba mesin tersebut berhenti, semua cahaya padam dan tak ada satupun suara yang muncul. Kyungsoo tidak mengerti, Apa ia sudah tiba di masa lampau? “Aku harus melihatnya..”

                Kyungsoo membuka perlahan pintu mesin waktu, ia sedikit gugup. Begitu ia membuka pintunya, Sebuah tanah luas terbentang jauh. Banyak pepohonan tinggi yang mengitarinnya. Hanya terdapat suatu rumah berukuran sedang yang ada diantara dua buah pohon Cemara. Tidak Salah Lagi, Kyungsoo sudah berada di tahun 1992. “Jadi, ini adalah kantor Tuan Hwang 24tahun yang lalu.” 

                Kyungsoo mendekati Rumah bercat coklat kayu dengan sebuah cerobong asap diatasnya, Perlahan ia mulai mengetuk pintu rumah tersebut. Awalnya, ia sempat ragu, ia bertanya – Tanya apakah penampilannya seperti orang dari masa depan? Apa ia akan ketahuan sebagai seorang yang datang dari masa depan? Namun, perlahan tapi pasti Kyungsoo mulai mengetuk pintu rumah tersebut.

                Awalnya, tidak terdengar suara apapun dari dalam rumah tersebut, begitu Kyungsoo mulai mengetuk Pintu. Namun,Kyungsoo yang penasaran terus mengetuk, kali ini dengan tempo yang lebih cepat.

“Jangan Sakiti aku..”

“Apa?”Tanya Kyungsoo, begitu mendengar suara wanita didalam rumah terssebut, “Jangan Sakiti aku, Kumohon.” Suara Wanita tersebut kembali terdengar di telinga Kyungsoo.

“Tidak, aku hanya manusia biasa. Aku tidak akan menyakitimu..”

“Tapi, aku melihatmu dengan alat dibelakangmu tiba – tiba muncul diantara pepohonan. Kau.. Kau bukan manusia, kan?” ucap wanita terssebut, membuat Kyungsoo sedikit tersenyum.

“Ania, itu cerita yang panjang. Aku akan menjelaskannya untukmu. Aku manusia biasa sepertimu, terbuat dari Tulang, Darah, Otak, dan Jantung.”

“Benarkah?.. Kau akan menjelaskannya padaku apa yang terjadi?”

“Ya, aku berjanji. Sekarang, boleh aku masuk?”

“Masuklah..”

                Kyungsoo tersenyum, perlahan ia mulai membuka pintu kayu tersebut, dan begitu ia membukannya ia menemukan seorang wanita mengintip di sebuah tiang. Kyungsoo pun melemparkan senyuman manisnya, membuat Wanita tersebut luluh akan senyumannya. Wanita tersebut pun perlahan mulai menampakan dirinya secara utuh, kemudian membungkuk pada Kyungsoo.

“Ireumi Mwoyo?” Tanya Kyungsoo, mendekat.

“Naneun Im Yoona imnida..”

“Im Yoona? Wah, itu nama yang indah. Naneun Do Kyungsoo imnida. Kau bisa memanggilku Kyungsoo, Jika kau mau”

“Baiklah, Kyungsoo-ssi” ucap Wanita itu, sembari mempersilahkan Kyungsoo duduk.

“Maafkan aku, sudah menakutimu.”Ucap Kyungsoo, mencoba menenangkan wanita yang masih sedikit ketakutan itu.

“gwenchana.. sepertinya kau seorang manusia.. bukan alien”

“Haha, aku memang manusia, sepertimu.”

“Baiklah, maafkan aku juga sudah menuduhmu sebagai alien..” Ucapnya, meminta maaf pada Do Kyungsoo.

“Ania, Gwenchana.”

“Baiklah, akan kusediakan kau minuman. Chakaman” Wanita itupun permisi, meninggalkan Kyungsoo sendirian disebuah ruang tamu bergaya klasik.

                Kyungsoo menatap rumah tersebut, Rumah tersebut sepertinya rumah yang sudah cukup tua. Semua barang2nya terlihat antik & dan bernilai Jual tinggi. Ia pun melihat sebuah kalender yang tergantung di sebuah tembok disisi kanan, Tepat pada 22 tanggal desember 1992.

                Wanita tersebut kembali, sambil membawa secangkir teh dengan asap yang menggebu, dan memberikannya pada Kyungsoo.Kemudian dia terdiam disamping Kyungsoo yang menikmati teh tersebut. Wanita itu terus menatap Kyungsoo, Mencoba meneliti Kyungsoo lebih lanjut.

“Apa Kau..” Wanita tersebut bertanya dengan gugup, mulutnya masih belum bisa berkompromi dengan hatinnya yang ingin sekali mengatakan sesuatu terhadap Kyungsoo, “Apa Kau? Kau Ingin bertanya sesuatu padaku?”Tanya Kyungsoo, meletakan cangkir tehnnya di sebuah meja usang dan menatap Wanita yang bernama Im Yoona itu.

“Apa kau datang dari masa depan?” Yoona pun behasil mengungkapkan apa yang ada dihatinya, meskipun ia tahu itu adalah sebuah pertanyaan yang sangat bodoh dan tidak masuk akal.

“Hmm.. Bagaimana menurutmu?” Kyungsoo pun memberikan kartu penduduknya pada Yoona, Begitu melihat tahun lahirnya adalah 1993, Yoona membuka matanya lebar dan menatap tak percaya,

“1993?.. Bahkan sekarang belum tahun 1993..”Ucap Yoona dengan wajah yang terkejut, sementara Kyungsoo tersenyum manis, mencoba menenangkan Yoona.

“Aku tahu. Aku datang dari tahun 2015. Aku datang dengan mesin waktu yang sudah dibuat selama 11tahun. Dan sekarang berhasil” Jelas Kyungsoo, mencoba memberi penjelasan pada Yoona.

“2..2015? Mesin waktu? Baiklah..” Ucap Yoona dengan ketenangan palsu,

“baiklah, aku harus pergi. Seseorang sudah menungguku ditahun 2015. Aku harus pergi,” Kyungsoo merapihkan pakaiannya, dan keluar dari rumah tersebut. Yoona pun mengikutinya, dengan kaki yang sedikit menggetar.

                Yoona mengikuti Kyungsoo yang berjalan perlahan menuju alat yang diberi nama mesin waktu tersebut. Yoona menatap tubuh Kyungsoo, ia heran dengan semua pakaian yang digunakan Kyungsoo. Semua terlihat aneh dan belum pernah terlihat dipakai seseorang sebelumnya. Yoona pun perlahan percaya, Bahwa Lelaki yang baru ia kenal ini berasal dari Masa Depan.

                Kyungsoo membuka pintu mesin waktu tersebut, menatapnya sunyi dan perlahan mulai menoleh kearah belakang dan melihat Yoona yang sedang sibuk menatap untuk meneliti Mesin Waktu tersebut. Kyungsoo tersenyum, kemudian mendekati Yoona, “Kau Ingin ikut kemasa depan?” Ucap Kyungsoo, membuat Yoona terkejut bukan main.

“Masa Depan?..” Tanya Yoona sekali lagi,

“Iya, hanya untuk menyakinkanmu. Sepertinya, kau belum yakin.”

“Ania, aku yakin. Aku yakin kau berasal dari masa depan” ucap Yoona, bohong.

“Aku tau kau berbohong. Ayo ikut denganku. Aku akan mengantarmu balik kemasa lampau setelah kau merasa puas melihat masa depan,” Ucap Kyungsoo, senang.

                Yoona menatap Kyungsoo, mencoba meyakinkan ajakan Kyungsoo. Dengan semua ketakutan yang termpampang di kepalannya, iapun mengangguk perlahan pada Kyungsoo, menerima ajakan Kyungsoo untuk pergi kemasa dongeng, yaitu masa depan.  Kyungsoo pun mengambil tangan Yoona, mengenggamnya, dan membawa masuk Yoona kedalam Mesin Waktu.

                Begitu memasuki mesin waktu tersebut, Yoona sibuk menatap seluruh benda yang ada disana. Ada sebuah panel besar yang belum pernah ia lihat ditahun 1992. Sebuah mesin dengan suara dan cahaya yang hebat. Membuat Yoona tidak berhenti untuk menatap mereka semua. “duduklah. Tidak akan terasa apapun. Mungkin hanya membutuhkan waktu 10detik,” Ucap Kyungsoo, membuat Yoona mengangguk pelan. Ia sangat penasaran, namun di sisi lain ia juga merasa takut.

“Hey Machine, let’s go back to December 22th 2015,”

10..9..8..7..6..5..4..3..2..1..

“Welcome back to the future, Mr. Do Kyungsoo,” Ucap Mesin,

                Yoona menatap aneh, tidak terjadi apapun. Tidak ada getaran, atau apapun yang dapat dirasakannya. Hanya ada sebuah suara dentuman kecil diarah atas. “Kita sudah sampai, Yoonassi.” Yoona pun mengangguk pelan, perlahan ia mulai menatap sekitar, begitu Kyungsoo membuka pintu.

“Selamat datang di tahun 2015, Nyonya.” Ucap Tuan Hwang, menyapa Yoona yang tekejut bukan main. Badannya membeku, semua otot di tubuhnya tiba – tiba terasa kaku.

“Apa kau yakin ini ditahun 2015?”Tanya Yoona, menatap gedung kerja Tuan Hwang yang sangat modern.

“Ya, apa kau ingin berjalan – jalan?” Kyungsoo pun mengajak Yoona untuk berjalan – jalan, Yoona pun dengan cepat menggoyangkan kepalanya keatas dan kebawah.

2012

                Yoona terus menatap jalanan Seoul yang berbeda dengan apa yang ada di tahun 1993. Ia tidak bisa mengalihkan semua padangannya pada semua benda ataupun gedung yang terlewat didepan matannya. Ia terus mengeluarkan decakan kagum. Kyungsoo hanya tersenyum sambil menatap Senyum Yoona yang sangat cantik,

“Tuan Do Kyungsoo, Apakah ini semua nyata?” Tanya Yoona,

“Tentu saja.”

“Ini luar biasa.. sangat luar biasa;” Yoona pun tersenyum sangat manis, ia tidak bisa menutup kebahagiaannya sekarang. Ia tidak percaya. Ia ada di masa depan, masa yang dianggap seluruh manusia hanya mitos belaka, kecuali untuk Kyungsoo, Tuan Hwang, dan kini Im Yoona.  

                Kyungsoo yang menatap senyuman Manis Yoona, terpaku. Perlahan juga mulai menarik kedua ujung bibirnya, dan tersenyum. Hatinya tidak bisa menahan kesenangannya, entah apa yang membuatnya menjadi sangat senang. Berhasilnya mesin waktu, atau karena Yoona. Ia hanya terus tersenyum lebar, sambil sesekali tertawa dengan Humor yang dilontarkan Si manis Yoona.

“Aku suka masa depan..” Yoona melontarkan kegembiraanya kepada Kyungsoo, tanganya meremas kuat lengan bawah Kyungsoo, membuatnya sedikit meringis.

“Ah, Mianhae.. aku terlalu senang. Jeongmal mianhae” Ucap Yoona, meminta maaf.

“Gwenchana.. Jika aku menjadi dirimu, aku akan melakukan hal yang sama,”Ucap Kyungsoo, tenang.

                Kyungsoo pun membawa Yoona kesebuah pusat perbelanjaan di daerah Distrik Gangnam, Daerah dimana semua brand – brand terkenal berkumpul untuk diperjualbelikan. Yoona tidak bisa mengalihkan pandangannya pada setiap banner – banner rasaksa yang terpajang diantara gedung – gedung. Kedua tangannya tidak bisa berhenti untuk menunjukan kesegala arah yang ia lihat.

“Im Yoonassi.. aku harus mengganti pakaianmu,”Ucap Kyungsoo,

“Apa? Mengapa aku harus berganti pakaian?”

“Kau akan menetap di 2015 selama beberapa hari,”Ucap Kyungsoo, dengan nada santai.

“Benarkah? Baiklah!” Ucap Yoona, fanatik.

2011

                Kyungsoo tidak bisa mengalihkan pandangannya terhadap seseorang yang ada di hadapannya. Matanya melebar, Mulutnya tersenyum, dan tangannya bergetar. Dihadapannya, Seseorang yang datang dari masa lalu berdiri tegak dengan balutan pakaian yang sangat cantik. Ekspresi wajahnya tidak bisa menahan Malu begitu melihat Kyungsoo yang membeku melihat penampilanya.

“Apa aku terlihat aneh, Tuan Do Kyungsoo?”Tanya Yoona, Malu.

“Tidak. Tidak sama sekali,”Jawab Kyungsoo, sigap dan jujur.

“Kamshahamnida!!”

                Dengan perasaan yang menggebu, Kyungsoo mengantar Yoona serta tumpukan pakaian yang sudah resmi menjadi milik wanita tersebut kerumah barunnya untuk sementara. “Terimakasih, Tuan Kyungsoo.” Yoona tidak bisa berhenti berterima kasih, begitu ia mendapatkan sebuah kamar hotel kecil dengan cahaya yang redup. Kyungsoo hanya mengangguk, mendengar ucapan terimakasih Yoona.

“Tapi..”Yoona merendahkan nada bicaranya, tanda ingin mengatakan sesuatu pada Kyungsoo.

“Mengapa? Apa kau tidak suka?”

“Ania, aku sangat suka dengan tempat ini. Namun, Hanya Saja, sepertinya aku tidak bisa menggunakan seluruh barang – barang yang ada disini. Ini bukan berasal dari zamanku,”

“Ah, Aku lupa memikirkannya,” Kyungsoo memasang raut wajah menyesal, karena melupakan hal kecil yang konyol ini.

                Yoona terdiam, sementara Kyungsoo terus memikirkan cara terbaik untuk melayani seseorang yang sangat penting untuk mengubah peradaban manusia ini. Kyungsoo perlahan menatap Yoona yang diam membatu, “Baiklah, aku akan tinggal.”Ucap Kyungsoo, mendekati Yoona.

“tetapi, Dimana kau akan tidur?”

“Aku seorang pria. Aku bisa tidur dimana saja;” Jawab Kyungsoo, dengan Senyuman.

                Kyungsoo dan Yoona membicarakan banyak hal – hal fantastis diruang tv. Mereka bertukar informasi tentang semua keadaan yang ada dimasa mereka masing – masing. Kyungsoo menyukai hal ini, ia bisa melupakan beban pikiran dan hatinya untuk sementara karena Yoona.  Kyungsoo tidak melepaskan pandangannya ketika Yoona tertawa, ia merasa itu sangat menyenangkan dan sangat manis. Kyungsoo pun mengakui, bahwa Yoona adalah seorang wanita yang cantik,lucu, dan pintar. Sebuah tipikal ideal untuk Kyungsoo.

2010

                Yoona menatap sinar matahari, Senyuman diwajahnya tidak akan bisa hilang dari wajahnnya. Perasaan senangnya tidak akan bisa dilunturkan hanya dengan hal – hal sepele. Tidak akan ada yang bisa melumpuhkan semua hal yang ada didiri Yoona sekarang.

                Ia membuka pintu, dan segera melihat seseorang yang dianugerahkan tuhan untuk menjaga dirinya di masa dongeng, Kyungsoo. Kyungsoo terlihat sangat mengaggumkan dengan sebuah kemeja terbuka dan celana hitam panjang. Yoona tersenyum, melihat seorang pria tertidur tenang di sofa.

                Yoona pun melangkahkan kaki – kaki kecilnya menuju balkon. Matanya pun disambut oleh pemandangan Seoul yang luar biasa. Gedung – gedung tinggi dengan ramainya kendaraan, menurutnya itu sangat menakjubkan. Ia tidak pernah melihat sesuatu yang seperti ini sebelumnya.

“Selamat pagi,” Seseorang penepuk bahunya, secara refleks Yoona Menoleh.

“Selamat pagi, Tuan Do Kyungsoo.”Sapa Yoona, begitu melihat Kyungsoo tersenyum dan menyapannya.

“Apa kau sudah makan?”Tanya Kyungsoo,

“Sebenarnya, Belum..”

“Baiklah, ayo kita memasak sesuatu untuk dimakan,” Kyungsoo menarik tangan lembut Yoona, mengajaknya menuju dapur kecil yang terletak di pojok ruangan.

                Kyungsoo mengeluarkan ikan mackerel, dan perlahan mulai menghilangkan sisik ikan. Sementara, Yoona menyiapkan semua bahan – bahan dan memotongnya. Mereka berdua terlihat seperti pasangan suami istri yang baru saja selesai mengucapkan janji sehidup semati di altar gereja. Tangan lembut Yoona tidak sengan menyentuh tangan terampil Kyungsoo jika ia melakukan kesalahn terhadap ikan kecil tersebut. Sementara, Kyungsoo tidak sengan untuk melindungi tangan Yoona dari tajamnya pisau.

                Kyungsoo menatap Yoona yang sibuk mengangkat ikan mackerel yang sudah terpanggang. Kyungsoo memasang wajah ragu,

“Apa kau memiliki kekasih?”Kyungsoo bertanya, dengan wajah yang ragu,

“Hem, Sebetulnya aku tidak pernah memiliki kekasih,”Jawab Yoona, Santai.

“ Ah, benarkah?”Kyungsoo membalas, dengan wajah yang polos,

“Bagaimana denganmu, Tuan Kyungsoo?”Tanya Yoona, Dengan tumpukan paprika ditanganya.

                Kyungsoo kembali memasang wajah ragu, pikirannya teringat dengan mantan kekasihnya, Jung Soojung. Sesorang yang baru saja memutuskan hubungan mereka, mungkin sekitar 3jam lalu. Pukul 5 pagi tadi, Jung Soojung memutuskan hubungan mereka, karena Jung Soojung mengaku bahwa ia mencintai pria lain, pria yang selalu bisa menemaninya setiap waktu, tidak seperti Do Kyungsoo.

                Kyungsoo menatap Yoona ragu, berusaha menjawab pertanyaan darinya. Namun itu sulit. Ia tidak tahu apakah hubungannya dengan Soojung sudah berakhir atau mungkin masih berlanjut.

“Aku?.. Aku tidak memiiliki kekasih,”Jawab Kyungsoo, memutuskan untuk menjawab pertanyaan Yoona dengan Jujur.

                Yoona mengangguk, mengerti perkataan Kyungsoo. Ia pun meletakan ikan mackerel dimeja makan, diikuti Kyungsoo yang membawa rumput laut dan meletakannya di meja makan.  Yoona mengehela panjang nafasnya, membuang semua keluhnya keudara.

                Kyungsoo pun mengambil ikan mackerel, dan mulai memakannya. Diikuti dengan Yoona yang megambil sebagian tubuh ikan mackerel dan rumput laut. “Ah, Aku benar – benar tidak mengerti semua ini..” Keluh Yoona, Membuat pandangan Kyungsoo berlari menuju wajah cantik Yoona.

“Kau mengeluh? Apa yang kau keluhkan?”Tanya Kyungsoo,

“Aku tidak mengerti. Ini hanya tidak masuk akal. seorang manusia ditahun 1992 sekarang terduduk di hotel mewah yang ada ditahun 2015. Ini tidak masuk akal, tapi ini nyata.”

                Kyungsoo tersenyum, mencoba mengerti keadaan Yoona yang masih menganggap ini tidak masuk akal. Kyungsoo meletakan beberapa potong ikan mackerel di mangkuk milik Yoona,

“Makanlah, Jangan pikirkan hal itu. Apapun hal yang sudah pernah kau lewati, entah itu sesuatu yang menyenangkan, atau mengecewakan dan juga sangat sulit untuk dilupakan. Tetapi, yakinlah. perlahan – lahan kau akan bisa melupakannya dan menguburnya jauh didalam lubuk hatimu. Kuncinnya, ada didalam hatimu. Ikuti kata hatimu, dan jangan pernah mengikuti nalurimu”Seru Kyungsoo, sambil menepuk telapak tangan Yoona,

“Baiklah.. Kau benar; aku tidak perlu memikirkan hal itu,”Yoona pun melanjutkan aktifitas memakannya bersama Seorang pria tampan, Do Kyungsoo.

2009

                Yoona & Kyungsoo menatap satu layar yang sama. Layar tersebut mengeluarkan sebuah cerita lucu namun romatis, Sebuah film kartun yang berjudul ‘Frozen’. Mereka menonton film tersebut disebuah bioskop kecil di kamar hotel mereka, dengan sofa yang berbeda. “Ini luar biasa!”Seru Yoona, tidak bisa menarik pandangannya dari layar televisi.

                Kyungsoo tersenyum, melihat kegembiraan yang terpancar di wajah cantik Yoona. Kyungsoo merasa sudah terhibur akan kehadiran Yoona saja disisinya. apakah Kyungsoo Menyukai Yoona?

                Kyungsoo kembali melirik Yoona, dan ternyata Yoona sudah terlelap dalam tidurnya. Kyungsoo pun segera mematikan televisi dan mendekati Yoona.Kyungsoo menatap Yoona, menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Apa aku gila, Im Yoonassi?”Rancau Kyungsoo, didalam lubuk hatinya.

                Kyungsoo perlahan mulai mendekati Wajah Yoona, Semakin dekat, Dan Kini Kyungsoo mencium pipi lembut kiri Yoona. Kyungsoo pun terduduk disamping Yoona, perlahan mulai mengelus rambut panjang Yoona, dan tertidur di bahu Yoona.

“Maafkan aku karena terlalu cepat menyukaimu..”

2008

                Yoona membuka mata kecilnya, mencoba melihat keadaan sekitar. Ia tertidur di sofa, namun dengan selimut lembut yang menempel ditubuhnya. Dan, posisinya pun sudah bersandar nyaman di sofa panjang berwarna oranye.

                Yoona pun berjalan menuju balkon, mencoba melihat pemandangan luar biasa Seoul untuk kedua kalinya dipagi hari. Namun, seseorang menghalangi balkon kecil tersebut. Itu Do Kyungsoo

“Tuan Do Kyungsoo? Selamat pagi.” Sapa Yoona,

“Selamat pagi, Im Yoonassi,”Kyungsoo tersenyum, kemudian mempersilahkan  Yoona untuk pergi kesampingnya, dan melihat pemandangan Seoul.

                Mereka berdua kini menatap satu langit yang sama. Mereka sama – sama melontarkan senyum kebahagiaan di wajah mereka. Yoona merasa ini adalah suatu moment yang mustahil akan ia lupakan begitu kembali dimasanya.

“Kau tau?, sebenarnya.. tidak banyak perubahan yang terjadi diantara tahun 1992 dengan tahun 2015. Ini semua tetap sama,”Ucap Yoona. Tersenyum.

“Apa maksudmu?”Jawab Kyungsoo.

“Sebenarnya, aku tau ini dimana. Ditahun 1992, Gedung hotel ini hanyalah sebuah gubuk kecil yang berada di seberang gedung – gedung mungil . Dan, sekarang gedung – gedung kecil tersebut masih berdiri.”Ucap Yoona, sambil menunjuk kearah gedung – gedung kecil yang kini menjadi sebuah swalayan.

“Namun, Jika ditahun 2015, berapa umurmu sekarang?” Tanya Kyungsoo,

“Aku? Sudah 44 tahun. Sudah tua sekali”

“Jadi, sebenarnya usia kita berbeda 21 tahun? Waw itu menarik,” Seru kyungsoo.

“Namun, ditahun 1992 usiaku baru 21tahun. Dan kau, 23 tahun. Jadi kau lebih tua dariku 2tahun.” Ucap Yoona, dengan nada meledek

                Kyungsoo tertawa senang, diikuti juga Yoona. Mereka pun tertawa lepas, akibat humor yang diciptakan oleh mereka berdua sendiri. Mereka terlihat seperti seorang dewa dan dewi yang turun dari khayangan untuk hidup bersama selamanya.

“Terimakasih, sudah membawaku kedunia konyol ini,”Ucap Yoona, Menatap Kyungsoo.

“Suatu kehormatan untukku.”Jawab Kyungsoo, dengan hati yang menggebu, karena ulah Manis Yoona yang tidak bisa ditahannya.

                Kyungsoo membawa Yoona menuju rumahnya, disalah satu apartement didaerah cheondamdong. Kyungsoo merasa, ia tidak bisa menahan birahinnya untuk terus bersama Yoona. Karena, Dengan adannya Yoona, Kyungsoo merasa hidup ini penuh warna. “apa ini rumahmu, Tuan Kyungsoo? Wah, Daebak!”Yoona menyatukan tangan kanan dan kirinya, dan bertepuk tangan meriah.

“Anggap saja sebagai rumah sendiri.”Jawab Kyungsoo, dengan banyak tumpukan kertas ditangannya.

                Yoona mengangkat kepalannya, mengerti perkataan Kyungsoo. Sementara, Kyungsoo perlahan meninggalkan Yoona Sendiri diruang tamunya, dan memasuki kamar pribadinya yang sudah sangat ia rindukan. Dengan tertatih, ia segera duduk diranjang dan menutup matannya. “Tuhan, Apa aku salah jika menyukainya?” Rancau Kyungsoo, jauh didalam lubuk hatinnya. 

                Kyungsoo menatap dirinya dalam pantulan cermin, mencoba meneliti semua yang ada diragannya. Itu sempurna. Wajah tampan, tinggi sedang, senyum yang meluluhkan hati, itu sempurna menurut semua wanita didunia.

                Tokk Tok, Seseorang mengetuk pintu ruang pribadi Kyungsoo, secara refleks Kyungsoo langsung membukakan pintu, “Maafkan aku, apa aku menganggumu?”Tanya Yoona, begitu melihat raut wajah Kyungsoo yang tanpa ekspresi,

“Tidak, “Ucap Kyungsoo,dengan senyuman.

“Baiklah; Sebenarnya, aku ingin izin denganmu untuk pergi melihat taman dibawah,” Ucap Yoona, pelan.

“Tentu saja, Kau boleh kembali setelah kau puas”

“Terimakasih!”Yoona pun tersenyum simpul, dengan perlahan meninggalkan apartement Kyungsoo.

                Begitu Yoona pergi, Kyungsoo langsung mengunci pintu ruang pribadinnya, dan terdududuk dimeja belajarnya. “Aku tidak gila, tidak gila.”Ucapnya, pada dirinya sendiri. Ia sibuk meremas kuat setelan jasnya, mencoba mengontrol emosinya yang sekarang sedang menggebu.

“Apa yang harus aku lakukan, tuhan?”

                Kini, ia berteriak. Ia tidak bisa memilih keputusan. Keputusan yang berhubungan dengan si gadis cantik Yoona. Kyungsoo terdiam, ruangan pun sunyi. Hanya terdengar deruan nafas Kyungsoo yang masih tidak stabil.

                Tetapi, Kyungsoo kembali membuka matannya, Kembali menatap cermin. Kemudian, Tersenyum. Dan, Ia pun meninggalkan kamar pribadinya dan menuju suatu tempat.

2007

                Yoona mendekatkan dirinya dengan sebuah bunga dihadapannya, ia menyentuhnya, dan menciumnnya perlahan. Kemudian kaki kecilnya melangkah pelan, dan perlahan terduduk di bangku taman,Sendiri tanpa orang lain. tidak ada satupun orang disini.  hanya Yoona, Dan kicauan burung yang bersarang dipohonnya. Ia tersenyum, mengehela nafasnya panjang, dan menutup kedua matanya, mencoba menikmati udara alam yang luar biasa.

“Yoona..”Seseorang memanggilnya, Dengan nada rendah dan tidak berirama.

                Secara refleks, ia segera membuka matanya, dan menoleh kearah datangnya suara yang memanggil namanya. “Tuan Kyungsoo?” Yoona tersenyum, dan berdiri serta membungkuk 90derajat. Namun, Kyungsoo tidak membalas. Wajahnnya memasang raut tanpa ekspresi dengan tatapan yang dingin. “tuan do Kyungsoo? Apa kau baik – baik saja?”Tanyanya, dengan nada sedikit khawatir.

“Bisakah kau berhenti untuk memanggilku Tuan?”Jawab Kyungsoo, Dengan memberikan pertanyaan kembali terhadap Yoona.

“baiklah; jika kau tidak menyukainya.”Seru Yoona, dengan raut wajah sedikit panik dan ketakutan.

“Itu bagus, Yoona.” Seru Kyungsoo, namun sekarang dengan Senyum kecil diraut wajahnya yang tampan.

                Yoona mengangguk, mencoba mengerti apa yang sedang ia lihat sekarang. Ia merasa aneh dan ada yang tidak beres terhadap Kyungsoo. Namun, ia tidak bisa melakukan apa – apa. Hanya terdiam sunyi, sambil perlahan menatap Kyungsoo sekilas. “Apa kau baik –baik saja, Kyungsoo?”Tanya Yoona, yang akhirnya berhasil mengungkapkan isi hatinya.

“Aku baik – baik saja, Sungguh.”Ucap Kyungsoo, Santai. Namun, dengan posisi diam dan terus mengalihkan padangannya terhadap Yoona.

“Baiklah; Kau mau?”Tanya Yoona, mencoba mencairkan suasana, dengan menawarkanya sebuah permen coklat yang ada ditangannya.

“Baiklah,”Ucap Kyungsoo, perlahan mendekati Yoona yang berada dihadapannya.

                Yoona ketakutan dan bingung, melihat sikap Kyungsoo yang sangat aneh dan tidak masuk akal. Sementara, Kyungsoo terus mendekat Kearah Yoona tanpa memikirkan apa - apa. Begitu sampai dihadapan Yoona, Kyungsoo tersenyum. Sambil terus menatapnnya. “Yoona?”seru Kyungsoo, memanggil.

“Ya?”Balasnya,

“boleh aku mengambilnya?”Seru Kyungsoo,lagi.

“Tentu saja. Ambilah.” Seru Yoona, tersenyum kecil .

                Kyungsoo pun mengangguk, perlahan mulai mengambil permen coklat di tangan Yoona. Tetapi, Chu; Bukannya mengambil permen coklat ditangan Yoona, Kyungsoo malah mencium bibir kecil Yoona. Yoona membulatkan kedua matanya, terkejut. Senyuman diwajahnya perlahan hilang dan berubah menjadi ekspresi kekhawatiran. Hatinnya merancau untuk mencoba menghentikannya, namun Raganya tida mampu untuk mewujudkannya. Tubuhnya terasa sangat kaku untuk bergerak dan mendorong Kyungsoo. Itu karena Cengkraman kuat Kyungsoo dikedua bahunya. Ia pun memilih diam, dan hanya bisa menjatuhkan butiran air dimatannya.

                Merasakan beberapa tetes air yang mengalir dipipi Yoona, Kyungsoo langsung menghentikan kegiatannya, dan menarik Yoona kedekapannya. Ia merasa bersalah, dan menyesal.  “Maafkan aku, telah menyukaimu.”Seru Kyungsoo, mencoba meminta maaf kepada Wanita yang kini ada didekapannya. Yoona, hanya terdiam, mencoba untuk memeluk kembali Kyungsoo, tetapi tidak bisa. Tangannya tidak cukup kuat untuk meraih punggung Kyungsoo. “Tidak apa – apa. Aku mengerti perasaanmu”Ucap Yoona, dan melepaskan Pelukan Kyungsoo, perlahan.

“Ayo, kita kembali keatas. Disini sangat ramai,”Ucap Yoona, dengan senyuman kecil.

“Baiklah,”Ucap Kyungsoo.

                Mereka pun kembali keapartement Kyungsoo, Dan terududuk sunyi di bangku tamu. Kyungsoo hanya sibuk dengan rasa penyesalannya, dan Yoona sibuk dengan pikirannya terhadap Kyungsoo. “Kyungsoo. Sudahlah.” Ucap Yoona, Menenangkan Kyungsoo.

“Maafkan aku”Jawab Kyungsoo, dengan raut wajah penuh dengan penyesalan.

                Yoona tersenyum, ia pun menatap Kyungsoo. Tatapannya begitu manis dan membuat hati Kyungsoo kembali luluh. Dan, memaksa Kyungsoo untuk kembali memeluk Yoona, dengan ucapan maaf yang sama, maafkan aku telah menyukaimu. “Tidak apa – apa. Aku mengerti perasaanmu. Aku sungguh mengerti”Ucap Yoona, membuat Kyungsoo melepaskan pelukannya, dan perlahan mulai memperlihatkan kembali senyum manisnya.

“Tetapi, aku ingin meminta sesuatu kepadamu,”Ucap Yoona, lagi.

“Ada apa? Katakan padaku, dan aku akan mewujudkannya.”Jawab Kyungsoo, semangat.

“Sebenarnya, Aku sudah merasa sangat puas tinggal di masa depan. Aku merasa sangat senang, dapat melihat dunia dongeng yang menjadi nyata. Namun, Kurasa sudah waktunya aku untuk kembali kemasaku, ketahun 1992.” Seru Yoona, Pelan. Dan dibalas oleh tatapan terkejut Kyungsoo.

“Mengapa sangat Cepat, Yoona?” Tanya Kyungsoo, dengan nada yang panik menyeru

“Aku juga memiliiki kehidupan dimasaku, Kyungsoo. Seseorang pasti sedang sibuk mencariku ditahun 1992.”Ucap Yoona.

                Kyungsoo mengeluarkan airmatanya, membuat rasa iba datang dari jiwa Yoona. Yoona tidak mengerti mengapa Kyungsoo bisa menyukainya, hanya dalam waktu yang sangat singkat ini. “Kyungsoo, Maafkan aku.” Ucap Yoona, sambil terus mencoba menghentikan tetesan airmata Kyungsoo.

“Tidak, kau tidak perlu. Baiklah, akan kuantar kau besok pagi, tenang saja.”Ucap Kyungsoo dengan senyuman palsu.

“Baiklah. Ayo, Kita kembali ke hotel”ajak Kyungsoo, sembari mengambil kunci mobilnya, dengan tangan bergetar.

“Apa kau yakin? Aku bisa kembali sendiri, sepertinya—“ belum selesai Yoona berbicara, Kyungsoo langsung menutup mulut Yoona dengan tangannya, dan menggeleng.

“Ayo?”Potong Kyungsoo, dengan senyum palsu. Lagi

                Yoona pun mengangguk, perlahan tapi pasti ia mulai mengikuti Kyungsoo untuk kembali menuju hotel. Yoona merasa bersalah, telah menyakiti hati Kyungsoo. Tidak seharusnya seorang wanita menyakiti pria yang mencintainya seperti ini, pikir Yoona.

                Tetapi, disatu sisi Yoona juga merasa takut. Ia takut, Kyungsoo akan menyakitinya. Ia tidak mengerti. begitu mendengar pengakuan Kyungsoo, Yoona menjadi sangat bimbang dan sama sekali tidak mengerti alur pikirannya.

2006

                Kyungsoo terdiam di sofa tamu, sementara Yoona mengganti pakaiannya dan segera menemui Laki – laki yang sedang terdiam diruang tamu. Kyungsoo tersenyum, melihat penampilan Yoona yang sangat cantik dengan balutan pakaian tidur yang indah. Lagi, Kyungsoo tidak bisa mengalihkan pandangannya.

“Kyungsoo..”Ucap Yoona, mencoba menatap Kyungsoo. “Ada apa, Yoon?” Jawab Kyungsoo.

“Apa kau lapar? Aku akan memasakkan sesuatu untukkmu”

“Baiklah, jika kau mau.”Seru Kyungsoo, dengan tatapan santai. Namun dengan mata yang sangat berat.

“Baiklah, tunggu disana ya. Jangan kemana – mana”Seru Yoona, dan lanngsung berlari menuju dapur.

                Yoona ingin membuatkan sesuatu yang special untuk Kyungsoo. Mungkin, sebagai ucapan terimakasih dan obat untuk menghibur suasan hati kyungsoo yang hancur karena dirinya. Yoona tidak tau harus berbuat apa, karena ia tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya.

                Yoona perlahan mulai memasak, ia akan menyajikan makanan daging perut panggang. Ia memotong daging, dan melakukan semua hal yang harus ia siapkan. Kedua tanganya tidak bisa berhenti untuk menyentuh sesuatu disekitarnya.

Namun Perlahan, pikirannya mulai kembali mengingat kejadian pertama ia bertemuu dengan Kyungsoo. Ketika Kyungsoo memasuki rumahnya dan memberikannya Teh. Ketika Kyungsoo memasak bersamannya dipagi hari, dan ketika Kyungsoo menciumnya siang tadi.

                Tes Tes, Airmata tiba – tiba turun di pipi lembutnya. Dan perlahan, semakin banyak airmata yang turun dari pelipis matanya. Yoona menangis. Ia tidak bisa menahan rasa sedihnya lagi, ia hanyalah seorang wanita biasa yang juga bisa menangis dan tidak bisa terus menahan perasaanya. Yoona pun segera meletakan pisaunya, dan terduduk dilantai dengan deraian air mata diwajahnya.

                Kyungsoo yang sedang mencoba menerima kenyataan bahwa Yoona akan pergi, mendengar Suara tangisan Yoona. Tanpa basa basi, Kyungsoo berlari menuju dapur. Dan, melihat Yoona terduduk dilantai dengan deraian airmata. Kyungsoo mendekat, dan langsung memeluknya.

                Yoona terus meneteskan tetes demi tetes airmatannya, namun kini tetesan2 air itu langsung jatuh dibahu Kyungsoo. Yoona bersender di bahu Kyungsoo, dan terus menangis. Semenatara Kyungsoo, mencoba menahan deraian airmatanya agar tidak keluar. Dan mencoba menenangkan Yoona, “Kyungsoo.. maafkan aku sudah menyakitimu” Ucap Yoona, disela – sela tangisnya.

“Maafkan aku, Kyungsoo. Maafkan aku.”Ucap Yoona lagi, dan perlahan mulai memeluk Kyungsoo.

“Tidak apa – apa. Dari awal,itu sudah menjadi kesalahanku.”Ucap Kyungsoo.

                Kyungsoo mengangkat tenguk Yoona, mencoba menatapnya dan memastikan bahwa wanita impiannya baik – baik saja. Namun, Yoona hanya terus mengeluarkan airmata pilunya dipelipis matanya yang indah. “Ayo kita ke sofa, kau tidak boleh berada disini”Kyungsoo pun membawa tubuh Yoona dikedua tangannya dan menuju Sofa. 

                Yoona pun perlahan tertidur, disisi Kyungsoo. Maka, berakhirlah masa terakhir mereka bersama, sebelum Yoona pergi esok pagi.

2005

                Matahari mulai menampakan wujudnya, Suara kebisingan dari kendaraan mulai kembali terdengar. Dan perlahan, Seorang malaikat yang sedang tertidur manis mulai membuka matanya. Pandanganya menatap seseorang yang sedang tertidur disampingnya. Seorang pria tampan yang sedang memeluknya dari arah belakang.

                Yoona harus pergi segera, sebelum Kyungsoo terbangun dari tidurnya. Ia tidak ingin membuat Kyungsoo lebih terpukul lagi karena dirinya, jika ia melihat langsung detik – detik kepergian Yoona. Maka, Yoona pun perlahan – lahan mulai melepaskan pelukan kyungsoo, dan segera membereskan seluruh pakaian miliknya. Ia juga menulis sebuah surat kecil dimeja kecil kamarnya,

Dan, pergi meninggalkan Kyungsoo. Menuju kantor Tuan Hwang.

                Diperjalanan, Yoona merasa resah. Pikirannya terus tertuju oleh seorang pria lugu yang menyukainnya. Apa yang harus ia lakukakan? Hatinya memaksanya untuk menyudahi ini dan kembali kedekapan Kyungsoo. Namun, Nalurinya memaksanya untuk terus pergi dan membiarkannya.  Ah, Ayolah! Kau harus percaya dengan nalurimu, Yoona!   

                Apa yang kulakukan ini salah? Apa aku akan menyakitinya lagi?, Pikiran Yoona terus saja terbayang – bayang dengan 1kalimat singkat tersebut. Suhu tubuhnya mendingin, Tangan dan kakinya bergetar.

                Lagi, Tiba – tiba Yoona terbayang – bayang akan kenangan singkat dirinya bersama dengan Kyungsoo. Kenangan yang mungkin akan mustahil menghilang dari ingatannya. Dan Juga, Kenangan yang akan pasti meluluhkan hatinya, dan akhirnya; airmata perlahan turun dari kedua mata Indahnya,

                Yoona kembali menangis, namun kali ini dalam kesunyian. Tanpa ada suara yang ia keluarkan. Ia memaksa mulutnya, untuk tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Meskipun menyiksa, ia harus tetap melakukannya.

“Kyungsoo, Maafkan aku..”Rancau Yoona, dengan tetesan airmata penyesalan.

2004

                Kyungsoo menggerakan kedua tangannya, dan terkejut begitu ia tidak merasakan tubuh seseorang didekapannya. Matanya perlahan terbuka, dan tidak melihat seseorang wanita yang seharusnya ada bersamannya. “Yoona?”Kyungsoo berseru, namun hanya keheningan yang menjawabnya.

                Kyungsoo mencari Yoona, mulai dari ruang tamu, Dapur, Balkon, namun Nihil. Ia tidak dapat menemukan wanita yang sangat ia cintai. Dengan wajah yang sangat panik, Kyungsoo memeriksa ruang Keluarga. Dimana terdapat tv besar, Meja – meja kecil, dan sofa panjang disana. Nihil. Tidak ada seseorangpun disana. Sampai akhirnya, ia melihat sebuah Surat yang terlipat di antara meja – meja kecil. Dengan perasaan Ragu, kedua tangannya mulai membaca isi surat tersebut,

“Untuk Do Kyungsoo, seseorang yang telah membawaku kedunia khayalan.

terimakasih atas semua yang sudah kau berikan, Kyungsoo. Aku senang bisa mengenalmu. Terimakasih, Sudah memilihku untuk ikut merasakan indahnya masa depan. Ini adalah suatu hal yang sangat luar biasa menurutku. Aku tidak akan pernah, menghilangkan momen tersebut dari pikirank. Terimakasih, Benar – benar berterimakasih.

Namun Disatu sisi lain,aku merasa terpukul. Aku, yang telah menjadi seorang perusak, dan telah menjadi mimpi burukmu. Maaf, aku tidak bisa memberikan jawaban atas pengakuanmu terhadap perasaanmu. Aku hanya wanita bodoh yang tidak mengetahui apa itu cinta. Aku bimbang, dan tidak mengerti alur pikirku, Ketika aku bersamamu.

Selamat tinggal, Aku yakin kita akan kembali bertemu.

Tetapi, diusia & keadaan yang berbeda, mungkin.

Im Yoona.” 

                Tes … Tes, Tanpa ragu, air mata langsung mengalir deras dari kedua mata indah milik Kyungsoo. Tubuhnya membeku, fikirannya kosong, dan hatinya terasa sangat sakit.  Dan, tubuhnya pun ambruk. Ia menangis. Tidak tanggung lagi, kini ia berteriak. Memanggil Nama Yoona, berharap ia kembali berada disisinya.

                Tetapi Perlahan, Dengan sekuat tenaga, Kyungsoo bangkit. Ia segera pergi, untuk bertemu dengan Tuan Hwang. Berharap, Yoona masih berada bersamannya.

                Dengan nafas yang tidak teratur, Kyungsoo segera membawa mobilnya dengan kecepatan penuh menuju Kantor tuan Hwang. Ia tidak peduli, jika pengguna jalan lain sibuk memakinya karena cara berkendarannya yang sangat berbahaya. Oh Ayolah Kyungsoo, Ini Salah!

2003

                Dengan hitungan beberapa menit, Mobilnya berhasil terpakir didepan halaman Kantor Tuan Hwang. Tanpa basa basi, ia segera memasuki kantor Tuan Hwang. Dengan penuh harapan, perlahan ia mulai membuka pintu dimana Mesin Waktu diletakan.

                Dan, ia melihat seorang pria sedang terduduk tepat didepan mesin waktu tersebut. Ialah Tuan Hwang. Namun, ia tidak melihat Wujud Yoona disana. “Kyungs—“

“Dimana Yoona, Tuan Hwang?”Potong Kyungsoo, ketika Tuan Hwang mencoba berbicara dengannya.

“Tenanglah, “Jawab Pria tua tersebut,

“Dimana Yoona?!”Tanya Kyungsoo lagi, namun kini dengan nada tinggi dan ekspresi wajah yang tidak menentu.

“Ia sudah pergi, Ia sudah kembali kemasanya” Akhirnya, Tuan Hwang memberikan jawaban dari pertanyaan Kyungsoo.

                Kyungsoo terlambat. Semua sudah usai. Yoona sudah kembali, kemasa dimana ia tinggal dan hidup bahagia. Kini, ia sudah bebas dari masa yang penuh dengan pukulan untukknya.

                Kyungsoo kembali ambruk, kini harapannya benar – benar pupus. Mungkin, ia tidak akan pernah bertemu dengan Wanita yang sangat ia cintai lagi. Airmatanya kembali jatuh, Tubuhnya kembali membeku, dan fikirannya kembali kosong.

                Tuan Hwang mendekat, Menepuk – nepuk bahu Kyungsoo. Mencoba menenangkan pria malang yang ada dihadapannya. Tangannya mengenggam sesuatu, dan berniat memberikannya kepada Kyungsoo. “Yoona memberikan ini kepadaku. Ini untukkmu”Seru Tuan Hwang, meletakan surat tersebut ditangan Kyungsoo. Kyungsoo pun membukannya, dan membacanya.

“Ini surat kedua yang kuberikan padamu, Kyungsoo.

Dan Juga, Surat terakhir.

Maafkan aku, sudah mengecewakanmu, Sudah menyakitimu, dan Sudah melukaimu. Aku tidak bisa melakukan apa – apa. Aku hanya seorang Wanita egois yang tidak pernah menghargai perasaan seseorang. Aku seorang wanita yang sangat Jahat, aku tau itu.

Namun, Seorang Pria dengan ketampanan dan kepintaran yang luar biasa pernah berkata sesuatu padaku, Hal apapun yang sudah pernah kau lewati, entah itu hal yang menyenangkan atau mengecewakan, yang sangat sulit untuk melupakannya. Namun, Percayalah, Perlahan – lahan kau akan bisa melupakannya. Dan menguburnya jauh didalam lubuk hatimu. Karena, Menurutnya, Kunci dari kehidupan itu berasal dari Hati. Sehingga, Apapun yang kau rasakan, Cukup ikuti Hatimu. Dan jangan mengikuti nalurimu.

Karena perkataan orang tersebut, Aku tau kau pasti juga bisa melewatinya dan segera melupakan hal ini. Meskipun mengambil waktu yang sangat lama, dan menyiksa.

Tetapi, percayalah. Kau akan tetap bisa melupakannya. Kyungsoo.

Teruslah berjuang.

Teruslah berjuang untuk mengubah peradaban manusia menjadi lebih baik lagi.

Karena, Tanpa kau Sadari, Aku akan selalu disini. Untuk mendukungmu.

Salam Penuh Cinta, Yoona.

Catatan : Kau tidak perlu menemuiku kembali ditahun 1992. Sebab, aku akan baik – baik saja. Sungguh.”

Kyungsoo menutup kembali Surat tersebut, dan segera meninggalkan Kantor Tuan Hwang.

“Aku memegang janjimu, untuk terus mendukungku disana, Yoona.” Ucapnya, didalam lubuk hatinya.

2002

[12 Januari 1993 07 : 00 KST]

                Seseorang dengan penampilan yang sangat antah berantah melangkah pelan menuju sebuah ranjang yang terlihat sangat kumal. Sekujur tubuhnya bergetar, begitu menyentuh ranjang tersebut.

                Yoona, si Gadis cantik dengan tubuh dan wajah yang sangat indah dan rupawan, kini berubah menjadi Yoona, si gadis antah berantah dengan tubuh yang tidak terawat dengan Mata yang sangat sembab. Layaknya, kini ia hanya seperti seorang wanita tua yang akan segera menemui ajalnya.

                Dikedua tangannya, terdapat sebuah cairan bewarna biru didalam sebuah gelas. Yoona tidak berhenti untuk terus memandangi cairan tersebut. Ia tersenyum, dan perlahan mulai tertawa. Namun, beberapa detik kemudian, Ekspresi wajahnya menjadi Sangat menyedihkan. Ia meneteskan airmatannya kembali.

                Yoona pun meminum Cairan tersebut. Dan segera menidurkan tubuhnya diranjang. Namun, Disamping tubuhnya, terdapat secarik kertas yang berisi beberapa kata yang ia tulis,

Aku menyesal, Sudah mengikuti Naluri ku. Dan mengabaikan Hatiku.

Dan, inilah akibat yang kudapat.Hukuman yang sebanding atas apa yang sudah kuperbuat”

2001

[12 January, 2016 07 : 00 KST]

                Seorang pria berseragam hitam yang kini berusia 24tahun ini perlahan mulai kembali memasuki kampus yang sudah ia tinggalkan selama lebih dari 30hari. Kakinya perlahan melangkah kembali untuk memasuki tempat yang sangat ia rindukan. Dimana, ia bisa melihat teman – temannya. dan juga, Soojung. Mantan kekasihnya.

                Meskipun dengan keadaan yang sangat berat, Kyungsoo diminta untuk tetap hadir. Dan, ia juga bersikap professional. Meskipun, segores luka masih bersarang membengkak, jauh didalam hatinya. Tentu saja, luka yang diakibatkan Yoona, sigadis cantik yang kini kembali ke masanya. Meninggalkan Cinta Kyungsoo, yang begitu tulus kepadannya. “Kyungsooya!”Seseorang memanggilnya, dengan refleks ia menoleh kearah datangnya suara,

“Soojung?”Jawabnya, dengan ekspresi wajah yang tidak mengerti.

“Oppa! Sudah lama tidak bertemu, aku sangat merindukanmu. Selamat ulang tahun!”Ucap Soojung, menambah kebingungan Kyungsoo tentang Soojung.

“Mengapa kau merindukaku?”Tanyanya, lagi.

“Tentu saja, karena kau kekasihku.” Jawab Soojung santai, dan dibalas dengan ekspresi wajah terkejut Kyungsoo. Jadi, Soojung kembali menganggapnya sebagai kekasih?

“Aku tidak mengerti”Kyungsoo melepaskan genggaman tangan Soojung, dan meninggalkanya sendiri, tanpa rasa iba ataupun sedih. Oh, itu keren Kyungsoo!

                Kyungsoo melangkah jauh meninggalkan Soojung. Rasanya, ia tidak ingin lagi melihat wanita yang pernah menyakiti hatinya itu. Sampai akhirnya, kedua kakinya berhenti melangkah disebuah taman dibelakang gedung utama. Ia pun memilih terduduk disana, dan kembali menyesali perbuatannya. Tentu saja terhadap Yoona. “Yoon, aku merindukanmu..”Rancaunya, didalam hati dan pikirannya.

                Kring!; seseorang memanggilnya melalui panggilan telefon. Ternyata, Tuan Hwanglah yang memanggil Kyungsoo. Dengan refleks, Kyungsoo mengangkatnya, “Ada apa, Tuan Hwang?”

“ayo, kita temui Yoona bersama.” Ucap Tuan Hwang, Langsung.

“Yoona? Apa maksud anda?”

“Ini hari ulangtahun mu kan? Sebagai hadiah untukmu, mari kita bertemu dengannya. Kau sangat merindukannya kan? ”Seru Tuan Hwang, Dan dengan sekejap Kyungsoo terdiam dan mencerna perkataan Tuan Hwang. Itu benar. Ia memang sangat merindukan sosok Yoona.

“Baiklah..” Kyungsoo pun kembali melangkahkan kedua kakinya, menuju kantor tuan Hwang.

2000

                Kyungsoo melangkah perlahan menuju letak mesin waktu berada. Ia sudah mengganti seluruh pakaiannya, dengan pakaian seorang ilmuwan, sama seperti Tuan Hwang. Perasaanya sangat tidak menentu, ia merasa tidak mengerti dan bingung, sementara disisi lain ia merasa sangat senang, jika kembali dipertemukan dengan Yoona.

                Ia memasuki ruangan Tuan Hwang, dan melihat Tuan Hwang yang sudah siap untuk pergi kemasa lalu. Dan melihat kembali Yoona yang sangat Kyungsoo sangat rindukan. Kyungsoo memeluk Tuan Hwang, mencoba memberikan rasa terimakasihnya karena mengizinkannya kembali bertemu dengan Yoona, “Kau yang membuat mesin ini hidup, sehingga kaulah pemiliknya.”

“Tuan Hwang, Mengapa kau tiba – tiba mengajakku untuk kembai bertemu dengan Yoona?”Tanya Kyungsoo, ragu.

“Aku hanya tidak bisa, melihat murid cerdasku yang selalu dikelilingi rasa penyesalan terhadap wanita yang dicintainnya. sangat tidak bisa.”

“Baiklah, Terimakasih Tuan Hwang.”Ucap Kyungsoo,tersenyum.

                Mereka pun memasuki mesin tersebut, mengatur waktu kembali ketahun 1993, pada tanggal dan bulan yang sama. Dan, mereka pun tiba dimasa lalu, masa dimana hanya dianggap sebagai masa mitos belaka oleh orang – orang.

                Kyungsoo tidak bisa melepaskan pandangannya terhadap sebuah rumah yang berada diantara dua pepohonan cemara. Itu merupakan tempat dimana Yoona berada, tempat dimana Yoona kembali hidup sebagai manusia sosial.

                Kyungsoo mendaratkan kedua kakinya disebuah lantai kayu usang dan antik. Sementara, dengan perasaan sangat menggebu dengan kedua tangan yang bergetar hebat, ia mulai menyentuh pintu rumah yang berada diantara dua pohon cemara tersebut.

                Dan, berhasil. Tangan kanannya mulai memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah tersebut. Awalnya, Kyungsoo merasa sangat ragu dengan hal ini. Mungkin, Yoona tidak akan membukannya. Namun, perlahan pintu tersebut mulai terbuka. Dan; seorang gadis bertubuh mungil menatap Kyungsoo. Kyungsoo pun sedikit terkejut, mengapa seorang gadis kecil yang membukannya.

“Hai, gadis manis. Bisakah aku bertemu dengan Yoona?”Kyungsoo mencoba akrab, dengan membungkuk untuk menyamai tinggi tubuh dan tersenyum manis.

“Siapa anda? Sepertinya, aku belum pernah bertemu denganmu,”Seru Gadis kecil tersebut, dengan ekspresi wajah bingung, namun terlihat sangat manis.

“Aku.. aku—“ Belum selesai Kyungsoo berbicara, Tuan Hwang memotongnya, dan berkata bahwa Kyungsoo adalah Kekasih dari Yoona. Kyungsoo terkejut, namun ia tetap harus tenang.

“Baiklah, Unnie sedang tertidur. Kau boleh masuk kamarnya. Namun, hanya kau, tuan kekasih kakaku.” Seru gadis tersebut, mengizinkan Kyungsoo menemui Yoona.

                Kyungsoo pun mulai melangkahkan kedua kakinnya menuju suatu ruangan disudut rumah. Kini, seluruh tubuhnya terasa bergetar dan dingin. Ia tidak tahu, apa yang akan Yoona katakan jika melihatnya.

                Dan, tangannya membuka pintu ruangan tersebut. Sangat mengejutkan. Ruangan tersebut sangat berantakan, dengan banyak sekali hamparan tisu dan air dilantainnya. Bahkan, beberapa tetes darah dapat terlihat disekitar kaki – kaki kursi. Dan seorang wanita dengan pakaian ‘masa depannya’ tertidur disebuah ranjang yang terlihat sangat tidak beraturan.

“Yoon..” Kyungsoo dengan sigap memeriksa tubuh Yoona, dan. Wajahnya terlihat sangat pucat. Nafasnya sangat pendek, dan nadinya berdenyut pelan.

“Tuan Hwang!!”Kyungsoo memanggil Tuan Hwang dengan nada tinggi dan sangat panik, menyebabkan Tuan Hwang dengan sigap menghampiri Kyungsoo, Dan terkejut melihat tubuh Yoona yang terlihat seperti sebuah mayat.

“Ada apa dengannya?!”Tuan Hwang segera memeriksa tubuh Yoona,

“Aku tidak tahu. Cepat, kita harus segera membawannya kerumah sakit ayah”

“Baiklah”Tuan Hwang pun segera membawa tubuh Yoona, menuju mesin waktu.

                Kyungsoo mengikutinnya, namun pandangannya tiba – tiba melihat sekilas dua buah gelas yang berada disamping ranjang tersebut. Dan, sebuah surat. Kyungsoo mencium bau dari kedua gelas tersebut, “Ini obat pembantu tidur..”Serunya, dengan tangan yang masih terus bergetar. Kyungsoo sekarang mengerti. Yoona menyiksa dirinya sendiri, atau bahkan ingin membunuh dirinnya sendiri dengan cara meminum obat pembantu tidur dengan dosis yang sangat berlebihan. Kyungsoo pelahan mengeluarkan tetes demi tetes airmatannya, lagi. Ia pun memilih meninggalkan ruangan tersebut, dengan membawa sebuah surat yang belum sempat ia baca.

“Mengapa kau membawa kakakku? Ada apa dengan nya?”Gadis kecil tersebut menjegat langkah Kyungsoo,

“Hey, Tenanglah. ia tidak apa – apa. Hanya saja, ia sedikit demam. Ia akan segera kembali jika sudah sembuh dari demamnya. Jaga dirimu, Gadis kecil.”Seru Kyungsoo, mencoba menenangkan Gadis kecil tersebut dengan pernyataan palsu.

“Apa kau berjanji akan membawa kakaku kembali?”Ucap gadis tersebut, pelan.

“Tentu saja, aku berjanji”Ucap Kyungsoo, sambil mengacungkan jari kelingkingnya, tanda sebuah janji.

“Baiklah..”Ucap gadis itu, dan menyatukan kelingkingnya dengan kelingking Kyungsoo.

“Gadis pintar “Kyungsoo pun menyoba tersenyum, menahan airmatannya dan membelai rambut gadis kecil tersebut. Kemudian, segera berlari.

1999

                Kyungsoo menatap seorang gadis cantik yang berada dihadapannya. Ia menatapnnya penuh harap, berharap ia segera membuka kedua matannya yang indah itu. Kyungsoo tidak henti – hentinnya mengenggam tangan kecil dan lembut gadis tersebut. Kedua matannya tidak henti – hentinnya menatap sepasang mata gadis tersebut.

“Yoon, bangunlah. Disini, ada yang sangat merindukanmu”Rancau Kyungsoo,

                Tiba – tiba, ingatannya kembali teringat akan surat yang terdapat di ruangan Yoona tadi, bersebelahan dengan dua gelas obat tidur. Kyungsoo pun mengambilnya, dan membacannya.  Aku menyesal, Sudah mengikuti Naluri ku. Dan mengabaikan Hatiku. Dan, inilah akibat yang kudapat.Hukuman yang sebanding atas apa yang sudah kuperbuat”

                Ia terdiam, namun beberapa detik kemudian kembali meneteskan airmatannya, ia kembali merasakan kesedihan, kembali merasakan rasa penyesalan, dan kembali merasakan rasa kesakitan yang kini juga dialami Yoona. Ia mengerti dengan apa yang dimaksud dengan surat tersebut. Ternyata, Yoona masih mengingat kata – kata tersebut, bahkan ketika ajal hampir mendekat kearahnya. Namun, tuhan masih memberikan jalan yang lebih baik untuk Yoona, dan membawakan seorang Kyungsoo untuk pergi menyelamatkannya.

                Kyungsoo mendekati wajah Yoona yang terbalut beberapa kapas, karena luka – luka kecil yang terdapat diwajah cantiknnya. Dan, ia mencium keningnya perlahan dan lembut. “Aku mencintaimu..”Bisik Kyungsoo, di telinga Yoona.

1998

[15 January 2016, 14 : 00 KST]

                Kyungsoo terpaksa, meninggalkan wanita idamannya untuk beberapa hari, karena tuntutan pekerjaan yang harus ia lakukan dengan tuan hwang dan juga tugas kampus yang harus ia selesaikan. Semua ini bagaikan asupan makanan untuk Kyungsoo. Tanpa mereka, Kyungsoo bagaikan akan haus dan harus segera meminum mereka semua. Namun kali ini, Kyungsoo merasakan hal yang sebaliknya. Ia merasa, mereka semua ini bagaikan sebuah hama yang menempel ditubuhnya. Dan harus segera menghilangkannya. Ia tidak bisa terfokus secara penuh, karena pikirannya yang terbagi – bagi. 50% Pekerjaan, dan 50% Yoona.

                Dihadapannya, tumpukan – tumpukan kertas  sedang menunggu bagiannya untuk segera dinodai tinta oleh seorang pria dengan ketampanan, kecerdasaan, dan ketaatan yang sangat luar biasa. Tangannya tidak bisa berhenti bergerak, kedua bola matannya tidak bisa berhenti berputar, dan kepalannya tidak bisa berhenti untuk terus berfikir. 

                Kring!, sebuah ponsel berdering kencang, menganggu aktifitas sibuk Kyungsoo. Namun, salah satu tangannya masih sanggup untuk mengambil ponsel tersebut. Ketika ia melihat nama seseorang yang menelfonnya, tubuhnya secara refleks terdiam. Tidak ada satupun bagian tubuhnya yang bergerak. Panggilan dari rumah sakit Wooso university, sedang menunggunya.

“Tuan Do Kyungsoo?”

“Ya, bagaimana keadaanya sekarang?”

“Ia sudah sadar. Tubuhnya sudah 90% kembali normal. Namun, ia masih kesulitan dalam berjalan. Sehingga kami memberinnya kursi roda. “

 “Benarkah? Apa ia sudah sadar?”

“ya, sekarang ia juga mulai bisa berbicara dengan orang lain,”

“Baiklah. Aku akan pergi kesana segera,”

                Kyungsoo mengambil kunci mobilnya, kemudian pergi. Meniggalkan semua pekerjaannya yang benar – benar penting dan sangat dibutuhkan.

1997

                Lagi – lagi, tubuhnya mendingin, kedua tangannya bergetar, dan keringat terus mengucur didahinya. Seorang Kyungsoo yang cerdas, tampan & rupawan, kini sedang dihadapi masalah yang bisa saja membuatnya gila. Perasaan ragu, resah, marah, menyesal, dan panik selalu menempel difikirannya. Ia tidak berfikir secara sehat, untuk saat ini.

                Langkahnya perlahan semakin melambat, ketika tubuhnya sudah mendekat kearah pintu kamar rawat Yoona. Ia terus mencoba mengontrol dirinnya, meskipun ia tau itu akan gagal. Disatu sisi, ia benar – benar sangat merindukan sosok Yoona. Ia merindukan senyumannya, tawannya, suaranya, bahkan masakannya. Namun disisi lain, ia merasa takut dan gelisah, jika saja Yoona tidak ingin mengenalnya kembali.

                Tangan kekarnya, (mencoba) tanpa ragu membuka pintu kamar rawat Yoona. Ketika setengah pintu mulai terbuka,perlahan kakinya juga mulai mencoba untuk tidak ragu memasuki kamar rawat Yoona. Dan, ia melihat seorang wanita sedang terduduk disebuah Kursi Roda, dengan padangan yang mengarah pada pemandangan Seoul yang luar biasa disebuah balkon. “Hei,Perawat. apa kau—“ Tiba – tiba saja Yoona menoleh, dan langsung menghentikan ucapannya, ketika melihat sosok Do Kyungsoo didepannya.

                Kyungsoo tidak mampu melangkahkan kedua kakinya lebih dekat kearah Yoona, sementara Yoona tidak bisa mengalihkan perhatian matannya pada Kyungsoo yang kini sedang terdiam membeku. Namun, Karena perasaannya yang benar – benar takut jika Yoona mungkin akan membecinya, Kyungsoo memilih membalikan tubuhnya, dan kembali berjalan keluar kamar

“Terimakasih..”Tiba – tiba suatu suara terdengar dipendengaran Kyungsoo, membuatnya menghentikan kedua langkah kakinya. Dan kembali membalikan arah tubuhnya.

“Yoon..”Ucapnya, pelan namun penuh harapan

“Terimakasih.. sudah menyelamatkanku. Terimakasih.”Ucap Yoona lagi, dengan senyuman simpul.

                Ketika melihat senyuman manis Yoona, Kyungsoo secara refleks juga mulai menarik kedua ujung bibirnya, dan tersenyum. Ia pun berlari mendekati Yoona, dan segera memeluknya. “Aku merindukanmu..”Ucap Kyungsoo, jujur.

“Aku disini, Kyungsoo..”Seru Yoona,

                Perasaan menyesal, takut, resah, dan ragu dalam sekejap sudah terkikis dalam diri Kyungsoo. Sementara, Perasaan rindu dan bersalah kini juga lenyap dalam diri Yoona. Kini mereka bertemu kembali, setelah berhasil melewati ujian berat yang sudah diberikan oleh tuhan.

Terimakasih Tuhan.

1996

[ 30 May 2017, 10 : 00 KST]

                Seorang pria dengan pakaian jas formal dan sepatu hitam terduduk santai, dengan sebuah pena ditangannya dan secarik kertas dihadapannya. Perlahan, tangan kanannya mulai menulis sesuatu, sesuatu hal yang membuatnya sangat bahagia, hari ini.

                Setelah kedua tangannya selesai menulis, dengan segera ia melipat kertas tersebut, dan meletakannya diatas ranjang. Kemudian, ia melangkah pergi. Namun dengan senyuman lebar yang terus menempel diwajahnya.

“Kyungsoo, Kau sudah ingin pergi?”Tanya seorang wanita yang sedang sibuk dengan pekerjaannya,

“Ya, aku harus pergi, Sayang.”Kyungsoo mendekati wanita tersebut, mencium lembut bibirnya, dan memeluknya hangat.

“Jagalah dirimu, Kyungsoo..”Ucap wanita tersebut.  

                Kyungsoo pun kembali mencium wanita tersebut, dan pergi meninggalkan apartementnya. Tentu saja untuk bekerja.  

                Sementara, wanita tersebut kembali sibuk dengan pekerjaannya, merapihkan seluruh apartement milik Kyungsoo, yang kini juga menjadi miliknya. Kedua tangannya sibuk dengan banyak sekali barang, sampai akhirnya ia menyentuh secarik kertas yang berada diatas meja ruang tamu.

“Surat selanjutnya menunggumu, diranjang.”

                Wanita tersebut memasang wajah tidak mengerti, namun akhirnya kedua kakinya mulai melangkah kearah ruangan Kyungsoo. Dan, benar. Secarik kertas kembali terlihat dipandangannya. Perlahan, ia pun membukannya dan membacanya, hati – hati.

“Untuk Wanitaku, Im Yoona.

                Hei cantik, apakah kau sekarang sedang membaca tulisanku ini? Jika ya, tandannya kau pasti membaca juga secarik kertas yang kuletakan diatas meja.

                Terimakasih, sudah memilih untuk kembali kepadaku, terimakasih untuk tidak menyesal dalam memilihku sebagai pendampingmu, dan terimakasih untuk kasih sayang yang sudah kau berikan kepadaku. Aku bersyukur, telah memiliki seseorang yang benar – benar sempurna. Dan, itu kau Yoona. Istriku yang sangat kucintai.

                Selamat berumur 23 tahun, Im Yoonnassi.

                  I just wanna see you, hold your hand, and say that I love you.My heart is perfect because of you are inside, and my love is perfect because I am having you. just Because you’re standing next to me, I smile often, and love more.

thanks god, to bring me in 1992

and , thanks for bring me with her , Yoona .

 

I love you.

Since I found you, I never stopped thinking about you, My love.

 

TERIMAKASIH UNTUK SEGALANNYA, YOONA.

 

Love,
Kyungsoo.”

 

                    Dengan mata yang berkaca – kaca, Yoona pun segera menyusul kepergian Suaminya, Kyungsoo. Untuk memeluknya, menciumnya, dan mengucapkan rasa terimakasih, untuk lelakinya.

 

1995 – 1992 Meaning LOVE.

 

DONE.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar